Laman

Entri Populer

Sabtu, 07 April 2012

“ZOYA AKU MENCINTAIMU SAMPAI MATI”






Itulah sepenggal kata – kata yang muncul ketika kemarin (hari rabu, 04 – 04 – 2012) saya menonton tayangan Uya Kuya di salah satu stasiun televisi swasta. Tahukan acara Uya Kuya yang pake acara hipnotis – hipnotis itu? Tentu tau dong malahan ada di antara kita yang tidak melewatkan acara itu setiap tayang.
Saat itu Uya tanya kliennya apakah dia mencintai pacarnya (dalam tayangan itu nama pacar cowok yang ditanya ini Zoya) dengan mantap si cowok menjawab kalau dia mencintai Zoya sampai mati. Indah sekali kalimat itu bagi kita para pencinta terutama para remaja yang sedang menikmati masa – masa muda yang sedang pacaran, kata – kata itu menunjukkan seberapa besarnya rasa cinta kekasih kita pada kita. Adakah rasa cinta yang kita ingini selain orang mencintai kita sampai mati?
Tapi, yang muncul di benakku saat itu sebuah pertanyaan apakah si cowok tersebut sudah melaksanakan kewajibannya shalat dzuhur dan apakah dia juga akan menunjukkan rasa cinta kepada Allah dengan shalat ashar? Mengingat acara itu tayang di waktu terakhir dzuhur sampai masuk waktu ashar, apakah dia sudah menunjukkan cintanya kepada Allah sang Khaliq melebihi rasa cintanya terhadap Zoya yang katanya sampai mati akan dicintainya?
Itulah yang kerap kita lakukan, tidak jarang kita mendengar kata – kata cinta seperti itu bahkan ada di antara kita yang turut ikut mengucapkan kata – kata itu. Jika kamu mencintai seorang hamba Allah sampai mati, lalu seperti apa cintamu kepada Allah? Apakah kamu bisa mencintai Allah sampai mati? Jika saja kamu mencintai Allah sampai mati dan pada saat bersamaan kamu juga mencintai pacarmu sampai mati apakah itu tidak berarti rasa cintamu pada Allah sama dengan rasa cintamu pada pacarmu? Atau apakah kamu berfikir pacarmu itu dapat kamu jadikan sebagai pelindung di hari akhir?
“Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nisab di anatara mereka (manusia) pada hari itu” (Q.S Al – Mukminun : 101)

Pada saat itu ayah tidak bisa menyelamatkan anaknya begitu juga anak tidak akan mampu menyelamatkan dan menolong ayahnya. Satu – satunya pertolongan saat itu adalah Cinta dari Allah dan Syafaat Rasulullah. Jika di dunia kita lebih mencintai hamba melebihi rasa cinta kita pada Allah apakah kita akan mendapat cinta Allah yang mana orang – orang shaleh pun yang sepanjang hidupnya sudah di infakkan di jalan Allah karena rasa cinta pada Allah masih takut jika cintanya tidak berbalas.

Mungkin membaca catatan ini anda merasa sepele atau mungkin berfikir saya (penulis) sok alim tapi yakinlah janji Allah itu akan pasti adanya. Perhatikan juga orang – orang yang patah hati itu! Bukankah mereka merasakan sakit hati yang teramat sangat justru mereka dapatkan dari orang yang dulu mengatakan bahwa dia akan mencintai sampai mati. Seperti itulah cinta yang berlandas nafsu, dia akan menawarkan kebahagiaan tapi yang kamu tuai adalah kesedihan dan kesengsaraan hidup. Membuat kita mendewakan cinta (nafsu) sampai kita lupa akan Allah yang cinta – Nya abadi dan memberikan kebahagiaan yang tiada henti. Tahukah kamu Rabiatul Adwiyah yang sepanjang hidupnya mencintai Allah melebihi apapun dan ia menunjukkannya dengan perbuatan menghamba pada Allah disepanjang sepertiga malamya dan Allah membalas cintanya dengan Jannah.

AKU AKAN LAKUKAN APA PUN UNTUK MENJAGA CINTAMU

Aku sangat takut kehilangan cintamu dan akan kulakukan apa saja untuk terus bisa memiliki cintamu, itu adalah salah satu kata cinta yang sering kita dengar atau sering kita ucapkan untuk menjaga cinta kita dengan kekasih kita. Segitu takutnyalah kita kehhilangan rasa cinta itu sampai kita rela berbuat apa saja. Lalu apa kamu tidak takut kehilangan rasa cinta dari Allah terhadapmu?
Ketika pacar marah kita merendah dan meminta ma’af sejadi – jadinya agar kita tidak ditinggalkan sementara ketika terus berbuat maksiat kita tidak takut kepada Allah. Sangat jarang bahkan tidak pernah bersujud kepadanya mencium tanah (sajadah) sebagai bentuk penghambaan dan takut akan kehilangan rasa cinta – Nya terhadap kita. Tidakkah kamu tahu jika kamu kehilangan cinta Allah siapa lagi yang akan kamu mintai pertolongan? Apakah ada sebaik – baik penolong selain Allah? Pacar yang kamu sangat takut kehilangan cintanya itu bisa kamu cari cinta itu pada diri orang lain.

Saudara saudaraku, seandainya saat ini (saat kita lebih mencintai yang diciptakan dari pada Yang Maha Pencipta) malaikat maut dating menjemputmu, apakah kau sudah siap? Apakah kamu rela dirimu sendiri menghadap Allah dengan keadaan tanpa cinta kepada – Nya? Apa yang akan kamu katakana kepada malaikat munkar dan nakir di dalam kubur? Apa kamu yakin mampu mempertanggungjawabkan apa yang kamu lakukan saat ini di padang mahsyar kelak? Jawabnya ada di hatimu saudaraku, apa kamu akan kembali mencari dan menemukan cinta - Nya atau kamu tidaklah takut kehilangan cinta – Nya itu semua ada pada dirimu. Semoga Allah merahmati penulis dan juga saudara sekalian.
Alloohumma inna nas’aluka ridhooka wal jannah wa na’udzubika min saqotika wannar
“Ya Allah kami mohon Ridho – Mu dan surga – Mu, dan kami berlindung kepada – Mu dari murka – Mu dan neraka Mu”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar