Bismillahirrohmaanirrohiim
Nahlukkum min maaim mahiin (Bukankah kami
menciptakan kamu (manusia) dari air yang hina (air mani)) Q.S Al – Mursalaat 20
Ternyata kita tercipta dari air mani yang
tempat keluarnya juga merupakan tempat keluar air seni. Saya fikir ketika ada
orang yang buang air kecil mengenai kita, kita tidak akan terima dan mungkin
kita juga akan marah besar karena kita merasa dihina karena disiram dengan air
seni itu.
Kalau begitu masih layakkah kita berlaku
sombong? Masih layakkah rasa angkuh itu tertanam di hati kita? Ketika kita
kembali ke asal muasal kejadian kita, kita akan temui seberapa hinanya diri
ini, kita tidak lebih baik kelahirannya dari pada jin ataupun malaikat yang tercipta dari Nur. Tapi para
malaikat itu tunduk dan senantiasa mengabdi pada Allah tanpa kenal lelah. Kita
yang tercipta dari air yang hina itu merasa lebih hebat atau mungkin lebih
mulia dari pada malaikat itu. Ingat iblis laknatulloh? Makhluk surga yang juga
jadi guru bagi para malaikat tetap mau sujud dan mematuhi perintah Allah
kecuali satu hal, sujud kepada Nabi Adam as. Cuma itu kesalahannya, meskipun
dia dilaknat tapi tetap menyebut nama Allah dan merasa sebagai seorang hamba.
Iblis yang tamatan surga itu yang sekarang jadi musuh besar manusia di akhir
kehidupannya di surga masih sempat menyebut nama Allah.
Kita, yang bukan siapa – siapa dibanding
iblis, kita bukan tamatan surga juga bukan guru buat para malaikat berani
berbuat ingkar berkali – kali, kita tidak hanya ingkar kepada ajaran Rasulullah
tapi juga berani menentang Allah
dengan tidak sujud kepada
Allah (Shalat), sekali lagi iblis tidak mau sujud kepada nabi Adam bukan kepada
Allah.
Saudaraku, apa yang membuat kita merasa
berhak untuk sombong?
Harta titipan ilahi itu? Itu hanya titipan
dan ia merupakan amanat bagimu untuk kau perjuangkan dan kau belanjakan di
jalan Allah yang bisa Ia ambil kapan saja Allah mau, begitu berani kita
berbangga dengannya. Perhatikan berapa banyak orang yang kehilangan harta
ketika banjir menghantam ataupun tsunami menerjang, harta yang banyak itu
hulang seketika. Tidakkah Qarun itu jadi pelajaran bagimu bagaimana harta yang
ia banggakan itu jadi laknat baginya yang juga jadi jalan kematinnya?
Atau karena jabatan yang sekarang kamu
peroleh? Jabatan itu juga titipan saudaraku sekaligus amanah bagimu untuk kau
jalankan dijalan Allah. Tidakkah cukup Fir’aun itu jadi peringatan bagimu?
Kekuasaannya yang begitu dahsyat itu harus jadi saksi kematiannya ditengah
laut.
Atau kamu tidak ingat kekuasaan nabi
Sulaiman as yang begitu megah yang tidak satupun makhluk memperoleh kekuasaan
seperti itu tapi dia jalankan kekuasaan itu di jalan Allah dan predikat Rasul
juga ia peroleh.
Atau kamu merasa lebih baik dibanding
manusia lain karena kcantikan atau ketampanan wajah itu? Ingat saudaraku, wajah
yang rupawan itu akan berkerut dimakan usia, kecantikan itu akan berganti
dengan keriput. Jadikanlah nabi Yusuf itu sebagai teladan wajah yang rupawan
itu tidak pernah sekalipun membuat dia jauh dari Allah.
Atau otot yang kuat itu? Hmmm, ingat
saudaraku ia akan kembali ke dalam tanah dan akan lapuk dimakan tanah dan
cacing di dalam kubur sana. Jadikan nabi Daud as teladanmu, bukan hanya ototnya
yang kuat tapi suaranya saja bisa melunakkan besi tapi sekali lagi mereka semua
itu tidak ingkar kepada Allah.
Saudaraku, coba sebutkan apa yang membuat
kamu merasa lebih baik dibanding manusia lain, kita ini tercipta sama – sama
dari air mani yang tempat keluarnya sama dengan tempat keluar kencing. Atau apa
kamu tercipta dari air madu sehingga kamu merasalebih baik dari manusia yang
lain? Tidak, kita dijadikan dari jenis air yang sama.
Apa kamu lupa ketika kamu nanti yang
mengurusi jenazahmu itu orang lain, orang – orang yang kamu berlaku sombong
pada mereka. Atau tidak pernah kamu jadikan pelajaran tentang apa – apa yang
sudah Allah tunjukkan kepada kaum – kaum sombong sebelum kita? Kamu ingat kaum
Tsamud yang hancur oleh angin, atau kaum Luth yang hancur diriram hujan batu
atau Abraha dan pasukan Gajahnya yang dilempari dengan kerikil sijjil yang
meluluhlantakkan meraka. Apa kamu merasa cukup kuat untuk menahan pedihnya azab
Allah itu.
Saranku untukmu saudaraku, yang ingin
terus berada dalam kubangan maksiat dan masih belum mau kembali memenihi
panggilah hatimu untuk kembali ke jalan Allah, perhatikanlah 5 hal berikut ini
:
- Kalau ingin maksiat jangan makan rezeki yang diberikan Allah padamu
- Atau kalau kamu tidak bisa, setidaknya kamu bisakan berbuat maksiat di tempat (tanah) yang bukan milik Allah
- Kalau tidak bisa dengan 2 syarat itu masih ada 3 lagi, setidaknya kamu bisakan berbuat maksiat tanpa sepengatahuan Allah
- Ini yang agak mudah, nanti ketika malaikat maut datang menjemputmu coba kamu tawar agar nyawamu ditangguhkan, tawar dengan semua hal yang membuat kamu berlaku sombong
- Atau kamu juga bisa ketika nanti para malaikat menyeret kamu ke neraka tawar mereka agar kamu jangan dimasukkan ke neraka itu dengan sejuta alasan yang selalu kamu gunakan waktu di dunia ini
Selamat mencoba buta yang masih ingin
terus berada dalam kubangan sombong dan ujub itu.
Penulis memohon kepada Allah semoga
penulis dan pembaca dijauhkan dari sifat – sifat yang mengotori hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar