Laman

Entri Populer

Senin, 01 Desember 2014

Kenapa Sheila On 7?

Ada banyak yang bertanya kenapa aku suka sama Band SO7, padahal banyak Band - Band lain yang lebih populer dan lebih sering nongol di TV, begitu kata mereka.




Pernah anda merasakan Jatuh Cinta? kita tidak tau kenapa kita bisa mencintai seseorang, tak ada alasan untuk hal itu. Meskipun banyak orang yang tidak setuju tapi kalau namanya udah cinta yah jatuh cinta saja tak perlu alasan. Seperti itulah rasa suka aku untuk Band yang satu ini. Lagu - lagunya itu lho udah seperti soundtrack dalam kehidupan sehari - hari. Mereka tidak hanya menwarkan lirik - lirik cinta seperti kebanyakan Band yang lain. Mereka membuat lagu tentang keluarga, sahabat, teman atau saudara dan itu bukan hanya satu atau dua lagu lho.
Dan yang perlu kita tau mereka pernah lho hatrick 1 juta copy, kebayangkan gimana fenomenalnya Band yang satu ini.

Okeh, berikut alasan kenapa SO7 tetap yang terbaik menurut gue:

1. Tidak lupa dari mana mereka berasal
       Band lokal (indie) ini muncul dengan perawakan yang sederhana, bukan yang menjual tampang, sebab mereka yakin karya-lah yang berbicara. Terbukti dengan penjualan 3 album pertama mereka yang selalu terjual di atas 1 juta copy.
       Meskipun sudah populer, mereka tidak lupa dari mana mereka berasal ini terbukti dengan base home  mereka yang tetap memilih Jogja alih - alih ke Jakarta. Bahkan nama Band mereka sendiri di ambil dari nama gadis yang menyatukan para persnil Band ini di awal berdirinya, sudah bisa di tebak nama gadis itu Sheila.
         Meskipun mereka sudah menuai sukses seperti sekarang ini mereka tetap sederhana dan tidak neko - neko, baik ketika di panggung maupun dalam kehidupan sehari - hari.

2. Lagu - lagu mereka sederhana namun menyentuh
           Tidak seperti kebanyakan Band lain yang menciptakan lirik - lirik puitis dengan bahasa yang rumit, SO7 hadir denga bahasa yang sederhana namun maknanya tetap dalam. Kebayangkan gimana fenomenalnya lagu Dan?

3. Lagu - lagunya udah kayak  soundtrack kehidupan
           Lagu - lagu SO7 itu selalu ada dengan suasana yang kita hadapi dalam sehari - hari sebab itu tadi lagu mereka sederhana dan sesuai keadaan hidup yang kita alami (Setidaknya itu pendapat gue). meskipun begitu bukan berarti lho lagunya sembarangan :
  •  Masih kebayangkan gimana malasnya kita bangun pagi waktu remaja? Selalu diteriaki mama :D
Berjuta ton pemberat di mata indahku
Bagai tertimbun serbuk tidur di kamarku
Udara pagi dingin mahkota mimpiku
Aku terkapar melawan semuanya itu
Mama, mama, mama buat aku terjaga - 
Pagi Yang Menakjubkan - SO7
  • Atau masih ingat penglaman pertama suka sama orang, kita gak berani ngungkapinnya, cuma bisa memperhatikannya secara diam - diam
dan biarkan aku jadi pemujamu
jangan pernah hiraukan perasaan hatiku
tenanglah tenang pujaan hatiku sayang
aku takkan sampai hati bila menyentuhmu
Pemuja Rahasia
  • Masih ingat ketika kita cemburu?
 Maafkanlah semua sifat kasarku
Bukan maksud untuk melukaimu
Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu
Bila kau tak di sampingku
  • Atau mungkin bagaimana asyiknya menikmati hidup dengan sahabat atau teman - teman kita
    Sahabat sejati ku, hilangkah dari ingatanmu
    Di hari kita saling berbagi
    Dengan kotak sejuta mimpi, aku datang menghampirimu
    Kuperlihat semua hartaku
    Kita s’lalu berpendapat, kita ini yang terhebat
  • Masih susah move-on? SO7 juga punya lagu untuk itu lho
apa yang kan terjadi
pastinya kan terjadi
biar waktu yg menghakimi
dan aku akan terus bertahan
mengharapkannya, menantikannya
walau pedihnya tak tertahankan
melihatnya terjamah yang lain
  • Buat yang jenuh sama kekasihnya namun tak ingin melukai, kayaknya lagu ini pas deh :D
Takkan sampai hati bila ku pergi..
Meninggalkan Niah melukai niah..
Apapun yang akan terjadi nanti..
Aku akan slalu ada disampingnya
Aku akan slalu merawat Niah di sini
Jangan Beritahu Niah
  • Atau sakitnya jatuh cinta dengan orang yang beda keyakinan
Aku pun tak ingin meninggalkan tempat ini
Apa yang kaurasakan aku juga merasakan
Bertahan sayang dengan do’a mu
Kucoba bertanya pada Tuhanku
Percayalah sayang ku tak ingin semuanya berakhir
Ku berusaha untuk s’lalu di sini

Tentang Hidup
  • atau bagaiman nikmatnya LDR
sayang aku kan segera pulang
tunggu aku dengan senyuman itu
tunggu aku dengan senyummu itu

bila waktu itu telah tiba
coba kenakanlah mahkota itu
Bertahan Di Sana
4. Lagu - lagu mereka tidak melulu soal cinta
          Dalam setiap album SO7 selalu menwarkan lagu yang tidak bertajuk cinta terhadap pacar. Mereka membuat banyak sekali lagu yang berbicara tentang indahnya persahabatan yang tertuang dalam lagu Sahabat Sejati, Kisah Klasik Untuk Masa depan, atau Melompat Lebih Tinggi. Selain itu ada juga lagu buat saudara yang tertuang dalam lirik Perhatikan Rani juga Khaylilla Song yang diciptakan untuk Ponakan sekaligus anak asuh Eross (Gitaris SO7). Atau lagu buat para istri lewat lirik Kau Kini Ada dan Lia Lia Lia.
        Tak Jarang  mereka juga menyelipkan motivasi dalam album - album mereka :
"Jangan sampai mereka, jatuhkan nyali kita tunjukan pada mereka, siapa diri kita" --- Pemenang "

Jangan cepat puas kawan, bekerja dan terus bekerja, hingga saat kita tak berguna lagi" --- Jalan terus "

Boleh saja kita, kalah sesaat, ambil hikmah untuk menang seterusnya" --- Kamus Hidupku
5. Mereka tidak Menggunakan Jurus Aji Mumpung
          Album - album Sheila On 7 selalu rampung, tidak ada ceritanya album mini kecuali untuk keperluan Soundtrack, saat mereka ada di puncak karir mereka tidak pernah membuat lagu asal jadi. Ini terbukti dengan lagu - lagu mereka yang konsisten sederhana, inovatif, dalam dan riil.
Tidak seperti kebanyakan Band lain yang terkesan lagunya asal jadi. Pada awal kemunculannya sih oke, tapi sudah tenar...... :D :D

6. Mereka mengajarkan Kesetiaan
        Meskipun Anton dan Sakti sudah keluar dari SO7 namun mereka tetap menjalin hubungan yang baik dan tidak membuat Band baru sebagai tandingan. Di samping itu SO7 juga merupakan salah satu Band yang sudah lama eksis dan paling sedikit mengalamai pertukaran personil.
       Kesetiaan ini juga merambat ke dalam hidup mereka, tidak pernah dengar kan personil SO7 tersandung kasus perselingkuhan dan cerai?
       Hal ini juga mereka terapkan dalam lagu - lagu mereka seperti Shepia, memang lagu ini bertajuk perselingkuhan namun di sini mereka menjelaskan bahwa perselingkuhan itu tidak baik dan harus di akhiri. Atau lirik yang tertuang dalam lagu Jangan Beritahu Niah, meskipun dia sudah jenuh dengan Niah juga sudah tidak merasakan cinta lagi bahkan dia sudah jatuh cinta dengan perempuan lain tapi ia memilih akan selalu menemani Niah dan menjaga Niah apapun yang akan terjadi nanti.
     Berbeda dengan lirik lagu - lagu sekarang yang secara terang - terangan menduakan cinta dan tak menganggap kesetiaan itu prnting.

Jadi Sehila On 7 itu tetap yang terbaik dan Sheila Gank itu SETIA



Read More..

Minggu, 12 Oktober 2014

CINTA PERTAMAKU (TELAGA DEWI)

Lagi, Karya tulis adik tercinta Anggi Mutiara Lubis

Pendaki mana yang tak kenal dengan telaga Dewi yang menjadi syurganya para pendaki saat berada di puncak singgalang ketinggian lebih dari 2500 MDPL. Pemandangannya terlihat begitu romantis. Dingin masih terasa sepanjang hari walaupun matahari telah terik ketika aku duduk di pinggiran telaga dewi. Inilah yang membuat aku rindu akan ketinggian singgalang, rindu suasana dingin duduk di pinggiran telaga dewi. 

Sudah pasti disetiap puncak gunung pasti punya momen tertentu yang sulit dilupakan. Begitu juga diketinggian puncak singgalang ini. Romantisme yang membuat diriku berimajinasi lebih dalam. Ahhh hampir saja aku tak mau berpijak dari pinggiran telaga ini yang menenagkan jiwa dan raga ku, yang hilangkan penat dan letih ku. 

Akan tetapi ada hal yang mengerikan bahkan sangat miris ketika kupandangi sekelilingan telaga ini, syurganya para pendaki gunung harus lebih dijaga dan dilindungi lagi. Aku tidak bisa banyak bicara hanya saja aku berkata dalam hati “ coba saja ada petugas kebersihan disini sudah pasti dia merengek akan pekerjaannya sebagai petugas kebersihan”. Tapi mustahil kalau mengandalkan petugas kebersihan bertugas disini. Hanya kita yang mempunyai kesadaran yang bisa beralih profesi sesaat disini jadi petugas kebersihan. Telaga dewi masih tenang tapi terlihat ada segumpalan kabut yang akan menyelimutinya. Ahhh padahal aku belum puas menikmati pemandangan dan kesejukan ini. Angin lembut terasa menaikkan bulu roma, segar, dan dingin sekali. Kabut tebal yang sudah mulai menutupi telaga yang tenang, aku masih duduk dipinggiran telaga ini memikirkan bagaimana sudut pandang manusia tentang alam ini. Sampai akhirnya aku tak tahan lagi akan kedinginan ini, kuambil sarung dan kuselimuti tubuhku yang terasa sudah mau membeku ini, tapi aku masih duduk dipinggiran telaga yang tenda juga berdiri tepat dekat dengan telaga. 


Matahari mulai tinggi dan perlahan kabut itu mulai menipis, perut yang tadi diisi dengan sarapan sudah mulai terasa lapar. Riuh suara pendaki mulai terdengar kembali banyak pendaki yang baru berdatangan, sapa menyapa kalaupun sebenarnya tidak saling mengenal karena di alam semua menjadi saudara. Sore datang dengan kabut tipis, dipinggiran telaga aku merasakan akan ada kerinduan terhadap telaga saat aku pulang nanti. Ingin rasanya aku kemas dan aku bawa pulang dan memikirkan bagaimana caranya agar semua ini bisa kubawa pulang dan ada dalam kehidupan sehari-harinya yang aku jalani. Dan imajinasi ku semakin tinggi bahkan semakin gila yang saat itu aku lupa hakekat sebagai manusia yang harusnya bersyukur bukan serakah seperti ini. Angin tipis datang membawa sejuta ketakutan, ketakutan akan syurga para pendaki gunung ini, apakah dia akan tetap sesejuk dan seindah ini untuk 10 tahun kedepan ?. 

 Malam sudah cukup dingin, gelap sudah pekat tapi masih terlihat cahaya - cahaya api unggun dari berbagai kelompok pendaki diseberang sana. Aku memilih menghabiskan waktu diluar tenda menghangatkan tubuh didekat api unggun dengan secanglir kopi yang diminum bersama sambil memandangi langit yang dihiasi ribuan bintang. Tawa pecah hangatkan suasana, cahaya api unggun yang kami buat menerpa wajah kusam. Panas dari api cukup menghangatkan badan disuasana malam yang dingin ini. Kunikmati malam ini dengan telaga dewi yang beku dan tenang. Pagi ini telaga dewi menjadi saksi hari ke dua ku menikmati dinginnya pagi disini. Cuaca begitu cerah, langit juga begitu biru menambah kenangan dihari terakhirku pada pendakian kali ini disini. Bendera merah putih yang berada ditengah telaga ini menyempurnakan keelokan suasana disini. Sampai aku pulang aku masih memaknai arti dari kehidupan yang ku dapatkan dipuncak gunung singgalang dan telaga dewi yang jadi cinta pertamaku.

Read More..

Kamis, 09 Oktober 2014

MEMADU KEMESRAAN DENGAN ALAM, PUNCAK MERPATI, DAN EDELWEISS

Sejatinya ini juga masih Karya Tulis adikku bekal pengalamannya mendaki gunung.
Salam Lestari

Ini merupakan pendakian kedua ku, yaitu pendakian ke Merapi !! 

Aku sama sekali tidak tahu, apakah karena aku seorang pendaki gunung, maka aku jatuh cinta dengan gunung atau karena gunung yang membuatku jatuh cinta jadi seorang pendaki gunung ?. aku ragu siapa diantara kalian yang pertama kali membuat aku jatuh cinta. 



Aku pernah mendengar cerita tentang bunga abadi atau bunga Edelweiss, yang kata orang-orang bunga ini sangat indah. Dulu aku pernah mengambil paksa bunga Edelweiss dari dompet salah satu teman seangkatan ku di organisasi kepencinta alaman namanya Irfan Saputra yang kerap kali ku sapa mesra dengan “KW/KYT”. Saat ku lihat, aku sedikit terkejut. Edelweiss tidak wangi seperti mawar yang selalu aku bayangkan bahkan tidak begitu istimewa alwalnya yang kulihat. Ia berwarna putih kekuningan, kering, juga kecil, tapi ia begitu mungil. Tapi aku tidak mau ambil pusing, aku tetap mengambilnya dan kusimpan ku pindahkan ke dompetku yang mulai kusam ini. Sekarang masih ku simpan Edelweiss itu di dalam dempet ku, bahkan aku hampir lupa tentang Edelweiss. Sampai akhirnya KYT mengajakku mendaki salah satu gunung yang ada puncak merpatinya bahkan ada juga Edelweissnya. Hal ini mengingatkan ku kembali pada saat aku memaksa mengambil Edelweiss dari dompetnya, yang membangkitkan rasa penasaran ku akan Edelweiss dan gairahku untuk melakukan pendakian bersamanya. 

Entah aku jatuh cinta pada Edelweiss juga puncak merpati. Aku juga tidak tau, hanya saja TIDAK !! jangan bawakan/berikan aku Edelweiss lagi kawan, tapi bawa saja aku bertemu dengan Edelweiss, aku ingin melihat dia saat dia bernafas bebas, sekalian belajar tentang hidupnya yang kata orang penuh dengan keabadian. Mencari tau tentang kesungguhannya dan kekukuhannya bagaimana ia bisa bertahan hidup diketinggian lebih dari 2000 MDPL dan diterpa angin badai. 

Dan akhirnya pun aku dibawa menyusuri jalanan setapak menuju puncak merpati dan taman keabadian Edelweiss. Perjalanan yang melelahkan dibanding dengan pendakian sebelumnya yang bahkan hanya beranggotakan tiga orang yaitu, Irfan, Rizka, dan juga aku (Anggi). Tapi kelelahan itu kusembunyikan demi ingin menikmati keindahan dipuncak sana seperti biasa saat aku melakukan pendakian, dilanda Flu akibat suhu udara. Bahkan air mata terjatuh tanpa aku sadari menambah semangatku untuk melanjutkan perjalanan ini. Tanpa kesadaran aku pun sampai dipuncak merpati. Subhanallah !! maha besar kuasa Tuhan, tanpa dapat aku jelaskan hanya bisa aku rasakan keindahan sunrise yang membawaku berimajinasi tentang keindahan ciptaan Tuhan ini. 

Di sela-sela keindahan ini sejenak ku terdiam, kuresapi sedalam mungkin keindahan ini, terpaan angin yang sesekali membawaku berkhayal lebih jauh lagi ingin lebih lama berada disini. Tapi keelokan ini belum berakhir sampai di sini saat mereka yang sebelumnya sudah pernah menginjakkan kaki disini membawaku ketaman yang biasa di kenal dengan nama taman keabadian yaitu taman Edelweiss. Entah Edelweiss yang membawa ku bertemu dengan puncak merpati, atau puncak merpati yang membawaku bertemu dengan bunga keabadian ini (Edelweiss). Sejak aku bertemu dengan puncak merpati dan Edelweiss aku sadar kecintaan ku terhadap alam takkan pernah mati dan pudar. Terima kasih telah membawaku ke taman Edelweiss dan puncak merpati yang juga memecahkan rasa penasaranku akan puncak merpati dan taman Edelweiss. Bahkan memberikanku banyak pengalaman semenjak kaki mulai melangkah menuju puncak.

Padang, 09 Otober 2014
Anggi Mutiara Lubis
Read More..

PERSENTUHAN KU DENGAN ALAM

Sejujurnya Postingan ini adalah hasil karya adikku bekal pengalamannya mendaki gunung yang minta kutuangkan dalam blog ini. Mari kita nikmati petualngannya

Petualangan dimulai !!!! 

Melakukan kegiatan outdoor di alam, traking mendaki gunung, menyusuri hutan dan goa, panjat tebing, juga lingkungan hidup. Aku mulai jatuh cinta dengan dunia tersebut saat aku jadi mahasiswi di salah satu Universitas di Sumatera Barat dan memasuki salah satu organisasi kepencinta alaman. Dari sanalah persentuhanku mulai dekat dengan alam. Mendaki gunung singgalang permulaannya, yang merupakan pendakian perdanaku juga. Dari sini jugalah kecanduanku mulai terasa terhadap gunung-gunung. Disela-sela statusku sebagai mahasiswi libur kusempatkan untuk mencari waktu untuk bermanja dengan alam. Tapi, sayang tidak semudah itu, disamping waktu yang tak mudah didapatkan, teman untuk berpetualangpun lumayan susah untuk bisa ikut. 

Bagiku gunung bisa jadi motivator tuna wisma namun banyak memberiku pengalaman yang tak bisa aku ungkapkan, bahkan bisa membangkitkan gairahku untuk terus mau menyentuh alam lebih leluasa. Keindahan yang ia gambarkan tak bisa ku jelaskan dengan kata-kata. Hanya bisa kugambarkan dengan imajinasi ku sendiri. Bahkan gunung seolah berkata, yang kuat mengayomi yang lemah dan kekompakan suatu tim pendakian berada dititik terlemah. Dan jalanan setapak terjal juga kehijauan hutan menggambarkan tak ada yang mudah didapatkan di dunia ini kecuali dengan perjuangan. 

Kumulai perjalanan dari pasar koto baru, tempat yang dijadikan para pendaki gunung sebagai tempat peristirahatan sebelum dan sesudah pendakian. Tepatnya di malam hari setelah melakukan perjalanan menggunakan angkutan umum dari depan kampus. Ya... ini lah mulanya perjalanan, akan tetapi aku beserta tim yang berjumlah 7 orang (bang Cimot, bang Edi, bang Angga, Tirza, uni Dian, Iwin, dan aku sendiri (Anggi Lubis)) memutuskan untuk menginap satu malam dirumah salah satu senior ku dari organisasi kepencinta alaman lebih tepatnya rumah bang Akhang sampai tiba matahari pagi mulai bersinar. Inilah awal mula perjalanan yang sebenarnya, kaki yang mulai melangkah lebih jauh lagi, bahkan mulai terasa jalan pendakian, semangat masih mengguncang untuk melanjutkan perjalanan ini, mungkin saja ini juga efek dari pendakian perdana. 

Perjalanan yang lumayan jauh bagiku sebagai pendakian perdana. Padahal, perjalanan ini belum seberapa jauh, bahkan baru saja sampai di tower yang menandakan ini adalah posko pertama mungkin. Dalam keletihan yang tak putus-putus aku mengusap hidungku yang aku mengira bahwa aku mimisan, tapi sebenarnya tidak mungkin ini pengaruh dari suhu yang membuat hidungku seperti dilanda flu, merasa ada cairan yang mengalir didalamnya. Hawa dingin membuat bulu kudukku mulai berkembangan perlahan, akan tetapi keringat juga bercucuran menetes perlahan membuat baju yang kukenakan mulai terasa lembab, ibaratnya keringatan dalam kedinginan. Begini lah suasana dan udara bahkan cuaca dialam bebas, tidak dapat ditebak namun bisa dirasakan. Perjalanan ini tetap berlanjut meskipun rinai hujan membasahi dedaunan yang hijau ini, menambah keindahan dibawah puncak gunung ini mulai terlihat dan terasa. 


Aku sudah mabuk kepayang dan tak sabar ingin menyaksikan telaga dewi yang ada dipuncak singgalang. Sudah lama aku mendengar kesejukan dan keindahan, bahkan keelokan telaga dewi ini dari para seniorku yang lebih dulu menginjakkan kakinya di puncak singgalang. Mendaki singgalang aku sempat heran mengenali medan yang ada disana, rasanya aneh, dari kaki gunung hingga kepuncak gunung aku mendapati deretan tiang listrik yang sengaja didirikan disepanjang jalan menuju puncak, bahkan yang paling mengherankan bagiku adalah adanya tower yang berdiri di top singgalang. 

Penglaman pertama naik gunung tidak bisa aku jelaskan dengan kata-kata lagi tatkala aku telah sampai dipuncak dan melihat keindahan serta merasakan kesejukannya secara nyata dan benar-benar nyata. Aku teringat cerita salah satu dari seniorku tentang pendaki yang hilang. Cerita pendaki gunung yang hilang bukan cerita baru bagiku, sebelumnya aku juga sudah sering mendengarnya di berbagai media, hal itu aku tak mau ambil pusing hanya saja aku berfikir positif agar aku tidak takabur dengan alam, dan agar aku bisa mematuhi adat yang telah ada. 

Keindahan alam terasa begitu menenangkan hati dan jiwa walaupun semilir angin membuat tubuhku hampir membeku dan tak terasa lagi kakiku ketika dipijakkan. Ku hangatkan diriku didekat api unggun yang telah meyala didekat tenda kami yang berdiri dua tenda yang berhadapan. Santap kopi di dini hari itu terasa nikmat, dan sembari menikmati kopi aku menghitung ada belasan rombongan yang juga melakukan pendakian. Sialnya saat aku memulai perbincangan dengan beberapa anggota tim kami tiba-tiba saja hujan turun bahkan begitu lebat, malam yang dingin hanya berselimutkan kain sarung bukan sleeping bag yang biasa dipakai untuk tidur di puncak gunung, maklum saja pendakian perdana belum memiliki alat-alat gungung yang lengkap dan bukan pendaki profesional. 




Pagi ini secangkir teh menemani ku lalui kedinginan yang menyegat tubuhku, yang memaksaku harus mengenakan jaket gunung yang tebal, aku adalah salah satu orang yang tidak begitu suka mengenakan jaket. Tapi kali ini apa boleh buat memang benar-benar harus aku kenakan dikarenakan keadaan alam. “ buek an teh bia ndak dingin bana” bg cimot menyuruhku dalam bahasa minangnya, yang saat itu aku belum benar-benar paham dalam bahasa minang dikarenakan aku bukan berasal dari ranah Minang, melainkan MANDAILING . Sedikit mengurangi rasa dingin memang da kunikmati suasana sejuk ini. Dua hari camp dipuncak gunung sangat menenangkan jiwa ku bahkan aku tak pernah merasakan sebelumnya seperti saat itu, tenang, damai, bahkan jauh dari kebisingan yang tiap hari aku dapatkan di kota tempatku melanjutkan studi, walau sebenarnya aku harus menahan kedinginan yang begitu menyengat. Inilah awal mula kecanduanku terhadap alam. 

Padang, 09 Oktober 2014 
Anggi Mutiara Lubis
Read More..

Senin, 18 Agustus 2014

Tak Berjudul

Pagi ini, saat mentari begitu enggan menampakkan dirinya
Ketika embun masih bertahan di pucuk - pucuk ilalang
aku datang keharibaan mu
Berjalan menuju pelukmu

Meski manusia bertekat akan guna dan manfaat
Tapi aku berbicara akan cinta dan hasrat
Kau terima keberadaanku yang penuh kekurangan
Selaksa aku menerima keberadaanmu

Aku bicara tentang cinta dan keindahan
Aku mencintaimu Aek Nabontar
Deru indah gemuruh airmu adalah nyanyian simponi Cinta
Sunyi sepi hutanmu bak pemecah keangkuhan
Penuh misteri dan keabadian

Aku berdiri diharibaanmu mendengar semua keluhmu
"Ini adalah hidup tentang kebulatan tekat"
Tentang keberanian dalam keterasingan
Aek Nabontar, Aku mencintaimu
Selayak aku mencintai hidup dan kehidupan

19/08/2014
Read More..

Kamis, 07 Agustus 2014

Aek Nabontar (My Paradise)

Longat, 02 Agustus 2014

Hari ini, sabtu 02 08 2014 atau hari ke 6 Lebaran 1435 H saya (Roy Samsuri Lubis), Adik Perempuanku tercinta (Anggi Mutiara Lubis), Ali Nahri Rangkuti (salah satu orang yang aku iri padanya dikarenakan banyak dan seringnya dia mendaki gunung dan melihat alam indah hutan rimba), Mahyudi Rangkuti, Muhammad Yusuf, Ahmad Rizal dan Anhar Rangkuti sepakat untuk menghabiskan sisa - sisa liburan yang tak seberapa lagi dengan berjalan ke tengah hutan rimba dekat kampung untuk menyaksikan keindahan ciptaan tuhan.


Persiapan pendakian kali ini tidak begitu rumit sebab kami bisa mengandalkan Ali Nahri dan Anggi Mutiara yang tergabung dalam MAPALA di kampusnya masing - masing, dengan keberadaan mereka acara packing dan belanja logistik lebih mudah dan lebih terencana.
Sebelum memulai pendakian, kami saling meningatkan bahwa sebagaima mestinya manusia yang percaya akan adanya Tuhan kita harus berpasrah diri dan menyerahkan segala penjagaan selama diperjalan kepada - Nya. Tidak hanya itu, kami juga saling manengingatka bahwa sejatinya di sana nanti kita tidak akan menemukan yang namanya Petugas dari Dinas Kebersihan untuk itu kita siapakan pelastik sebagai tempat sampah untuk dibawa pulang.
Sejatinya, pendakian direncanakn pukul 16.00 tapi kami sedikit terlambat hingga pendakian baru bisa dimuali pukul 16.04 WIB. Perjalanan menuju target berjalan normal dan aman - aman saja, meskipun melewati hutan dan menyeberang sungai sebanyak 15 kali tidak membuat kami berniat mundur.
Pukul 19.15 kami tiba di tempat, beristirahat sejenak kemudian mepersiapkan tenda dan perapian, cuaca di sini cukup dingin, meskipun kita semua memakai jaket yang cukup tebal dan penutup kepala, bahkan saya sendiri menggunakan syal namun tetap saja terasa dingin.
Menurut orang - orang tua di kampung kami, menyalakan api bukanlah perkara yang mudah di tempat ini, selain tempat di sekitar lokasi kamp begitu lembab juga dipengaruhi turunnya hujan gerimis. Awalnya kami sempat stress dan mulai kehabisan akal untukmenyalakan perapian, selain kesulitan mendapatkan kayu bakar yang kering juga sudah banyaknya minyak tanah yang kami gunakan. Api yang menyala ditengah hutan seperti ini akan sangat membantu, selain untuk menghangatkan tubuh juga untuk menjauhkan diri dari gangguan binatang buas.

Akhirnya salah satu dari kami (Mahyudi) memiliki sebuah ide kreatif yang katanya didapat sewaktu mondok di Pesantren dulu, dia mengambil satu kaleng bekas minuman kemudian memotong bagian atasnya dan memasukkan potongan - potongan plastik dan kayu ke dalamnya kemudian mengisi minyak tanah sampai kaleng penuh, hasilnya kami punya penerangan yang cukup untuk malam ini :)

Setelah makan malam dan sedikit berbincang - bincang, saya sendiri memilih untuk tidur sebab perjalanan 3 jam sudah cukup membuat saya merasa begitu capek. Sementara beberapa diantara mereka masih asik bcerita bahkan ada yang samnpai tidak tidur semalaman

Pagi harinya setelah makan, kami mulai menikmati indahnya alam Aek Nabontar, melihat keindahan alam ini membuat kita semakin tersadar akan besarnya ciptahan Tuhan, bahkan salah satu di antara kami tidak bisa mengucapkannya lewat kata - kata, sementara satu dari kami yang lain sampai lututnya terasa lemah dikarenakan keyakjuban akan ciptaan Tuhan ini. Kami berteriak "Ini Longat, Kampung kami akan kami jaga dan kami lestarikan"





Setelah menikmati alam yang mulai dari pagi sampai jam 12.30 siang, kami sepakat untuk mengakhiri perjalanan dan kembali ke kamp untuk persiapan pulang.









Sesampainya di kamp kami mulai packing untuk persiapan pulang. "Hal paling menyakitkan bagiku saat Camping seperti ini adalah ketika Packing dan memulai perjalanan pulang"
Untuk pulang kali ini kami menargetkan tiba diperkampungan sebelum maghrib, pada akhirnya kami sampai tepat pukul 18.14 wib. Itu artinya waktu yang kami habiskan selama di hutan mulai dari berangkat sampai kembali ke perkampungan adalah 26 jam 10 menit. Singkat memang tapi cukup berkesan. Semoga saja masih ada kesempatan untuk pendakian berikutnya.

Salam Lestari

















Read More..

Rabu, 29 Januari 2014

Afwan, Sebuah Nama

Panyabungan, 25 Januari 2014
Bismillah, sudah lama sekali rasanya tidak meng-update postingan di blog ini, setelah saya lihat recent post-nya ternya terakhir nge-blog tahun 2012 benar-benar emejing istilah sekarang :-D

Kali ini saya akan cerita tentang seorang anak, sebenarnya dia seperti anak biasa lainnya bermain dengan ceria. Namun setelah berkenalan yah atau setidaknya anda berinteraksi dengannya anda akan tahu bahwa dia anak yang cerdas melebihi usianya. sebut saja namanya Afwan, entah kenapa orang tuanya memberi nama itu, apakah dia ingin anaknya menjadi orang yang pemaaf atau orang yang suka minta maaf, entahlah. Lalu kenapa ini jadi penting???

Pagi itu ada acara peringatan Maulidir Rasul di sekolah tempatku mengajar, salah seorang rekan guru membawa sepasang anaknya, salah satunya Afwan usianya baru sekitar 3 tahun, badannya agak gempal tapi dia paling tidak suka disebut gendut. Seperti kebanyakan anak - anak di usianya yang senang bermain, dia main kejar - kejaran dengan kakaknya. Karena saya termasuk bangsa orang yang senang sama anak - anak muncul hasrat ingin berinteraksi dengan dia. awalnya dia agak kurang peduli dan cuek gitu tapi setelah berkali - kali kucoba untuk berinteraksi akhirnya dia mau juga, di sinilah terjadi sesuatu yang berada di luar nalar saya, saat itu siswa - siswi anggota OSIS membagi - bagikan makanan ringan untuk guru, undangan dan siswa yang lain. Saat makanan sudah terhidang, Afwan dan kakaknya masih asik lari - lari lalu ibunya memanggil si kakak untuk makan sementara Afwan masih asik main sendiri, setelah capek dia berlari kepangkuan ibunya, saat ditawarkan untuk makan dia menolak, saya juga ikut menawarkan makanan tapi tidak berhasil. Dia kembali main kejar - kejaran dengan kakaknya, mungkin dia capek dan kembali ke tempat bundanya duduk, saat itu saya tanya "Afwan mau makan?" tahu apa jawabnya "Iya Oom, tapi Afwan gak mau makan kalau kak Aulia gak ikut makan"
Di usianya yang baru sekitar 3 tahun dia menunjukkan sikap seoarang pemimpin dan penyayang, dia tidak mau makan  kalau kakaknya tidak ikut makan meski dia sudah lapar. Kemudian dia minta donat sama ibunya, tahu apa yang dia perbuat dia menyuapai kakaknya duluan baru kemudian makan donat tersebut. Dalam hati saya terharu dan malu, Subhanalloh. Maha Suci Engkau Tuhan.
Melihat tingkah lakunya saya mulai tertarik untuk mengenal anak ini lebih dekat, menurut pengakuan ibunya di rumah dia sering menegor kakaknya kalau si kakak mencontoh apa yang dipertontonkan di televisi, dia akan bilang gak semua yang di TV itu bagus untuk di contoh. Masih menurut sang Ibu dia akan sangat marah kalau melihat kakaknya makan sambil jalan - jalan, anda tahu kan ini termasuk kebiasaan anak - anak usia 4-5 tahun, mungkin termasuk juga kita. Di lain waktu dia pernah mengayun adiknya dan menyanyikan lagu Kasih Sayangnya Bunda di luar itu semua dia juga anak yang pandai melucu, bukan lucu-an yang dibuat - buat seperti pada tayangan TV tapi lucuannya cukup cerdas kalau kita mnjalankan nalar.
Pernah suatu hari kata ibunya, si ayah ingin memotong rambutnya karena dirasa udah cukup panjang tahu apa kata anak ini "Ayah, rambut Afwan gak usah dipotong lagi udah terlalu sering dipotong"

Tahu apa yang bisa saya simpul kan? Di  usianya yang baru sekitar 3 tahun, dia menjadi anak yang sangat penyayang terhadap saudara - saudaranya, begitu menjaga mereka bahkan dia rela menahan rasa lapar demi saudaranya dia juga mampu menjaga dan membimbing kakaknya yang lebih tua darinya, mengayomi adiknya. Sementara kita yang sudah dewasa dan berpendidikan tinggi??? Di samping itu semua dia juga orang yang humoris, ingat humoris yang cerdas. Pernah terbayangkan sama Anda untuk apa kita terus - menerus memotong rambut toh pada akhirnya dia akan memanjang lagi??

Terima kasih Afwan untuk harinya, hari yang emejing buat Oom. Senang bisa berinteraksi denganmu semoga kesempatan lain akan muncul lagi?

Sebelum berpisah dengan anak ini, saya bisikkan sesuatu di telinganya "Afwan gendut" tapi kali ini reaksinya di luar dugaan dia tidak marah seperti biasanya dia senyum saat ditanya sama ibunya apa yang saya bisikkan, dia beragaya seolah - olah ingin membisikkan sesuatu ke telinga ibunya tapi sekali lagi dia menunjukkan kecerdasan dia tidak membisikkan apa - apa dia malah mencium pipi sang ibu :)
Read More..