Salam Lestari
Ini merupakan pendakian kedua ku, yaitu pendakian ke Merapi !!
Aku sama sekali tidak tahu, apakah karena aku seorang pendaki gunung,
maka aku jatuh cinta dengan gunung atau karena gunung yang membuatku
jatuh cinta jadi seorang pendaki gunung ?. aku ragu siapa diantara
kalian yang pertama kali membuat aku jatuh cinta.
Aku pernah mendengar cerita tentang bunga abadi atau bunga Edelweiss,
yang kata orang-orang bunga ini sangat indah. Dulu aku pernah mengambil
paksa bunga Edelweiss dari dompet salah satu teman seangkatan ku di
organisasi kepencinta alaman namanya Irfan Saputra yang kerap kali ku
sapa mesra dengan “KW/KYT”. Saat ku lihat, aku sedikit terkejut.
Edelweiss tidak wangi seperti mawar yang selalu aku bayangkan bahkan
tidak begitu istimewa alwalnya yang kulihat. Ia berwarna putih
kekuningan, kering, juga kecil, tapi ia begitu mungil. Tapi aku tidak
mau ambil pusing, aku tetap mengambilnya dan kusimpan ku pindahkan ke
dompetku yang mulai kusam ini.
Sekarang masih ku simpan Edelweiss itu di dalam dempet ku, bahkan aku
hampir lupa tentang Edelweiss. Sampai akhirnya KYT mengajakku mendaki
salah satu gunung yang ada puncak merpatinya bahkan ada juga
Edelweissnya. Hal ini mengingatkan ku kembali pada saat aku memaksa
mengambil Edelweiss dari dompetnya, yang membangkitkan rasa penasaran ku
akan Edelweiss dan gairahku untuk melakukan pendakian bersamanya.
Entah aku jatuh cinta pada Edelweiss juga puncak merpati. Aku juga tidak tau, hanya saja TIDAK !! jangan bawakan/berikan aku Edelweiss lagi kawan, tapi bawa saja aku bertemu dengan Edelweiss, aku ingin melihat dia saat dia bernafas bebas, sekalian belajar tentang hidupnya yang kata orang penuh dengan keabadian. Mencari tau tentang kesungguhannya dan kekukuhannya bagaimana ia bisa bertahan hidup diketinggian lebih dari 2000 MDPL dan diterpa angin badai.
Dan akhirnya pun aku dibawa menyusuri jalanan setapak menuju puncak
merpati dan taman keabadian Edelweiss. Perjalanan yang melelahkan
dibanding dengan pendakian sebelumnya yang bahkan hanya beranggotakan
tiga orang yaitu, Irfan, Rizka, dan juga aku (Anggi). Tapi kelelahan itu
kusembunyikan demi ingin menikmati keindahan dipuncak sana seperti
biasa saat aku melakukan pendakian, dilanda Flu akibat suhu udara.
Bahkan air mata terjatuh tanpa aku sadari menambah semangatku untuk
melanjutkan perjalanan ini. Tanpa kesadaran aku pun sampai dipuncak
merpati. Subhanallah !! maha besar kuasa Tuhan, tanpa dapat aku jelaskan
hanya bisa aku rasakan keindahan sunrise yang membawaku berimajinasi
tentang keindahan ciptaan Tuhan ini.
Di sela-sela keindahan ini sejenak ku terdiam, kuresapi sedalam mungkin
keindahan ini, terpaan angin yang sesekali membawaku berkhayal lebih
jauh lagi ingin lebih lama berada disini. Tapi keelokan ini belum
berakhir sampai di sini saat mereka yang sebelumnya sudah pernah
menginjakkan kaki disini membawaku ketaman yang biasa di kenal dengan
nama taman keabadian yaitu taman Edelweiss.
Entah Edelweiss yang membawa ku bertemu dengan puncak merpati, atau
puncak merpati yang membawaku bertemu dengan bunga keabadian ini
(Edelweiss). Sejak aku bertemu dengan puncak merpati dan Edelweiss aku
sadar kecintaan ku terhadap alam takkan pernah mati dan pudar.
Terima kasih telah membawaku ke taman Edelweiss dan puncak merpati yang
juga memecahkan rasa penasaranku akan puncak merpati dan taman
Edelweiss. Bahkan memberikanku banyak pengalaman semenjak kaki mulai
melangkah menuju puncak.
Padang, 09 Otober 2014
Anggi Mutiara Lubis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar