Hari ini, sabtu 02 08 2014 atau hari ke 6 Lebaran 1435 H saya (Roy Samsuri Lubis), Adik Perempuanku tercinta (Anggi Mutiara Lubis), Ali Nahri Rangkuti (salah satu orang yang aku iri padanya dikarenakan banyak dan seringnya dia mendaki gunung dan melihat alam indah hutan rimba), Mahyudi Rangkuti, Muhammad Yusuf, Ahmad Rizal dan Anhar Rangkuti sepakat untuk menghabiskan sisa - sisa liburan yang tak seberapa lagi dengan berjalan ke tengah hutan rimba dekat kampung untuk menyaksikan keindahan ciptaan tuhan.
Persiapan pendakian kali ini tidak begitu rumit sebab kami bisa mengandalkan Ali Nahri dan Anggi Mutiara yang tergabung dalam MAPALA di kampusnya masing - masing, dengan keberadaan mereka acara packing dan belanja logistik lebih mudah dan lebih terencana.
Sebelum memulai pendakian, kami saling meningatkan bahwa sebagaima mestinya manusia yang percaya akan adanya Tuhan kita harus berpasrah diri dan menyerahkan segala penjagaan selama diperjalan kepada - Nya. Tidak hanya itu, kami juga saling manengingatka bahwa sejatinya di sana nanti kita tidak akan menemukan yang namanya Petugas dari Dinas Kebersihan untuk itu kita siapakan pelastik sebagai tempat sampah untuk dibawa pulang.
Sejatinya, pendakian direncanakn pukul 16.00 tapi kami sedikit terlambat hingga pendakian baru bisa dimuali pukul 16.04 WIB. Perjalanan menuju target berjalan normal dan aman - aman saja, meskipun melewati hutan dan menyeberang sungai sebanyak 15 kali tidak membuat kami berniat mundur.
Pukul 19.15 kami tiba di tempat, beristirahat sejenak kemudian mepersiapkan tenda dan perapian, cuaca di sini cukup dingin, meskipun kita semua memakai jaket yang cukup tebal dan penutup kepala, bahkan saya sendiri menggunakan syal namun tetap saja terasa dingin.
Menurut orang - orang tua di kampung kami, menyalakan api bukanlah perkara yang mudah di tempat ini, selain tempat di sekitar lokasi kamp begitu lembab juga dipengaruhi turunnya hujan gerimis. Awalnya kami sempat stress dan mulai kehabisan akal untukmenyalakan perapian, selain kesulitan mendapatkan kayu bakar yang kering juga sudah banyaknya minyak tanah yang kami gunakan. Api yang menyala ditengah hutan seperti ini akan sangat membantu, selain untuk menghangatkan tubuh juga untuk menjauhkan diri dari gangguan binatang buas.
Akhirnya salah satu dari kami (Mahyudi) memiliki sebuah ide kreatif yang katanya didapat sewaktu mondok di Pesantren dulu, dia mengambil satu kaleng bekas minuman kemudian memotong bagian atasnya dan memasukkan potongan - potongan plastik dan kayu ke dalamnya kemudian mengisi minyak tanah sampai kaleng penuh, hasilnya kami punya penerangan yang cukup untuk malam ini :)
Setelah makan malam dan sedikit berbincang - bincang, saya sendiri memilih untuk tidur sebab perjalanan 3 jam sudah cukup membuat saya merasa begitu capek. Sementara beberapa diantara mereka masih asik bcerita bahkan ada yang samnpai tidak tidur semalaman
Pagi harinya setelah makan, kami mulai menikmati indahnya alam Aek Nabontar, melihat keindahan alam ini membuat kita semakin tersadar akan besarnya ciptahan Tuhan, bahkan salah satu di antara kami tidak bisa mengucapkannya lewat kata - kata, sementara satu dari kami yang lain sampai lututnya terasa lemah dikarenakan keyakjuban akan ciptaan Tuhan ini. Kami berteriak "Ini Longat, Kampung kami akan kami jaga dan kami lestarikan"
Setelah menikmati alam yang mulai dari pagi sampai jam 12.30 siang, kami sepakat untuk mengakhiri perjalanan dan kembali ke kamp untuk persiapan pulang.
Sesampainya di kamp kami mulai packing untuk persiapan pulang. "Hal paling menyakitkan bagiku saat Camping seperti ini adalah ketika Packing dan memulai perjalanan pulang"
Untuk pulang kali ini kami menargetkan tiba diperkampungan sebelum maghrib, pada akhirnya kami sampai tepat pukul 18.14 wib. Itu artinya waktu yang kami habiskan selama di hutan mulai dari berangkat sampai kembali ke perkampungan adalah 26 jam 10 menit. Singkat memang tapi cukup berkesan. Semoga saja masih ada kesempatan untuk pendakian berikutnya.
Salam Lestari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar