Laman

Entri Populer

Sabtu, 17 Maret 2012

Memimpin Diri Sendiri Untuk Bisa Lebih Baik (Menteladani Sifat Rasulullah SAW)



                Sejatinya manusia itu diciptakan untuk menjadi pemimpin (Khalifah di muka bumi), tapi pada kenyataannya banyak sekali di antara kita yang lebih menyerahkan urusan diri kita kepada orang lain. Dalam artian kita tidak bisa memimpin diri kita sendiri.
Menurut sebuah penelitian dunia sangat merindukan pemimpin yang mempunyai karakter di bawah ini :
1.   Integritas
Dalam hal ini adalah kejujuran, untuk bisa memimpin sangat dibutuhkan kejujuran terutama untuk bisa memimpin diri sendiri. Tapi pada saat ini kejujuran sudah menjadi barang yang langka dan mahal harganya. Bahkan dalam kehidupan keluarga sekalipun ini sudah sangat jarang kita temukan.
Saudara – saudariku, seberapa sering kebohongan kau ucapkan untuk orang tuamu, saudara ataupun orang lain. Bahkan yang paling miris ketika kamu rela berbohong terhadap orangtuamu demi orang yang bukan siapa – siapamu dengan alasan cinta.
Jika demikian, jika karena cinta itu kamu melukai hati orang tuamu, meninggalkan suruh Allah dan Rasulnya mengutamakan ajakan sayton dan kemaksiatan, apakah itu masih bisa disebut cinta? Berlindunglah pada Allah dari cinta palsu yang membuat manusia berpaling dari – Nya yang melalaikan dan menipu manusia.
Tidakkah kamu takut, jika Allah Yang Maha Cinta tidak lagi mencintaimu? Jika terhadap suruhnya saja kamu tidak bisa berlaku jujur, apa kamu tidak khawatir akan azab yang dijanjikan - Nya yang dimana sebagian telah kamu lihat diturunkan kepada kaum sebelum kamu.
2.     Responsibility
Tanggungjawab, merupakan syarat kedua yang harus dipenuhi untuk bisa menjadi pemimpin yang baik. Tahukah kamu wahai para pemuda dan pemudi tanggung jawabmu? Sudahkah kamu laksanakan tanggung jawabmu sebagai seorang hamba kepada sang Maha Kuasa? Tanggung jawabmu terhadap sesama, amanah – amanah yang kau emban, apakah semua itu sudah kamu lakasanakan sehingga dengan tenangnya kamu menjauh dari ridho - Nya
3.       Quotient
Kecerdasan, ingat kawan bukan IQ tapi kecerdasan (EQ). Ingatkah engkau ketika Rasulullah berjalan dan membantu seorang nenek tua tapi tahukah kau apa yang keluar dari mulut wanita renta itu “Jahui Muhammad wahai anakku, Muhammad itu pembohong” sampai 3 kali. Tapi Nabi Muhammad tidak marah dia hanya diam dan berjalan perlahan mengikuti langkah wanita renta itu, ketika sudah sampai di tujuan Rasul Allah itu dengan lembut pamit tanpa ada sedikitpun amarah dan dendam. Subahanallah, begitulah kecerdasan emosi Rasulullah.
                Di akademi, kita memang diupayakan untuk bisa memperolah nilai akademi yang bagus tapi yakinlah saudaraku yang paling banyak membantu kehidupanmu adalah kecerdasan emosi yang bisa kamu tata dengan rapi, menjauhi amarah karena amarah itu mendekatkan kita dengan sayton.
4.       Coach/Leadership
Sifat kepemimpinan, inilah karakter terakhir yang harus kita bangun. Untuk bisa memiliki sifat kepemimpinan yang baik tentu kita haruslah terlebih dahulu menyiapakan 3 karakter di atas maka karakter yang ke empat ini akan datang dengan sendirinya juga tentu saja mempelajari pemimpin – pemimpin yanh diutus Allah terlebih dahulu.
Pada suatu ketika berjalanlah Rasulullah denga Abu Bakar As – siddiq dan 1 orang Yahudi, ketika ditengah perjalanan ketiga hamba Allah itu dilanda kehausan yang amat sangat sementara air yang tersisa hanya seukuran 1 gelas lagi. Subahanallah, rasul Allah yang paling mulia dengan jiwa kepemimpinannya menyerahkan air itu pertama kepada orang Yahudi itu kemudian Abu Bakar barulah sisanya untuk Rasulullah. Seperti  itulah pemimpin, mementingkan apa yang dipimpinnya dari pada dirinya sendiri. Bagian terkecil dari kita yang paling penting adalah hati, marilah kembali mengikuti kata hati, dengarkan apa yang disampaikan hatimu terhadapmu jangan kamu utamakan nafsu yang selalu merongrong kehidupanmu.

Dari keempat karakter itu jika kita tarik benag merah akan kita peroleh 1 kesimpulan :
1.       Integritas (kejujuran dalam bahasa arab adalah Siddiq)
2.       Responsibility (tanggung jawab ataupun Amanah)
3.       Quotient (kecerdasan, bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya merupakan penjabaran Fathonah)
4.       Leader (pemimpin, adalah orang yang bisa mengatur dirinya dengan baik begitu juga yang ia pimpin dan pandai menyampaikan agar didengar dengan baik itu adalah penjabaran Tabligh)
Jadi pemimpin yang dirindukan dunia ini adalah pemimpin dengan sifat – sifat Muhammad Rasulullah maka Maha Benarlah Allah Dengan Segala Firmannya.
Kita tidak akan bisa seperti beliau tapi marilah kita teladani sifatnya dan menjauhi larangannya yakinlah inilah jalan yang lurus itu

Semoga tulisan singkat ini bisa jadi penegur buat diri penulis yang paling utama juga buat saudara – saudari seiman. Islam bukan hanya agama tapi jalan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar