Cinta itu adalah
fitrah manusia, lahir di dalam hati sebagai pengikat hati di antara manusia,
dari cinta itu akan tumbuh simpati yang memberi rasa nyaman dan tenteram.
Setiap zat dikembalikan ke dalam hukum
fitrahnya jika belum ternoda, seperti cinta itu karena dia fitrah maka hukum
asalnya suci.
Cinta yang
seharusnya diikat dalam ikatan suci yang namanya pernikahan kini banyak diikat
dalam ikatan sayton yang bernama Pacaran.
Kenapa disebut dengan ikatan sayton?
Karena memang demikian adanya, ikatan sayton itu bernama pacaran. Tidak jarang
orang yang berpacaran itu begitu takut jika ia sampai melukai hati kekasihnya
jauh melebihi rasa takutnya akan Allah Azzawa Jalla yang selalu melihat dan
memperhatikan hambanya sehingga ia rela melakukan banyak hal yang diluar
kendali akal fikiran apalagi hatinya.
Cinta
yang diikat dalam pacaran pada awalnya akan memberikan kesan yang sangat manis
dan menjanjikan kebahagiaan tapi pada akhirnya akan berakhir dengan duka dan
tangisan karena memang seperti itulah cinta manusia, hanya bersifat sementara
dan terbentur pada kecantikan fisik dan keberadaan harta, tidak seperti cinta
Yang Maha Cinta yang selalu terjaga kesucian dan kesempurnaannya.
Tidak
jarang juga cinta dalam konsep “pacaran” itu membawa kemaksiatan, perhatikanlah
saudaraku! Perempuan – perempuan yang mengikuti konsep pacaran itu begitu
sering dipegang yang bukan mukhrimnya, bersentuhan kulit dengan laki – laki
yang antah berantah. Tidak jarang juga para perempuan itu merasa begitu hebat ketika
banyak laki – laki yang pacaran dengan dirinya, memuji kecantikan dan
keayuannya dan menikmati tubuhnya meskipun itu ciuman, pelukan ataupun sentuhan
yang tidak senonoh. Apakah kamu berfikir jika banyak yang menjadi pacar mu itu
menunjukkan kalau kamu hebat? Tidak saudariku sesungguhnya tidak karena pada
kenyataannya itu menunjukkan seberapa MURAHANNYA
KAMU.
Ketahuilah saudaraku bahwa sesungguhnya ketika
kamu mendekati zina tak ubahnya seperti sedang berjalan dipinggir kolam yang
sangat licin yang kamu akan sangat susah sekali keluar dari tepi kolam itu yang
dimana kebanyakan orang malah tertarik jatuh lebih dalam, ketika zina itu telah
menyentuh hidupmu yakinlah saudaraku akan tidak ada lagi jalan kembali untuk
mencapai “kesucian” yang kamu miliki sebelumnya.
Dan teruntuk bagimu saudariku, jika zina
telah merenggut keperawananmu apakah akan ada jalan kembali untuk suci? Apakah
akan ada laki – laki baik yang datang melamarmu atau apakah ada jaminan kalau
laki – laki yang kamu puja dalam lingkar setan itu bisa menjamin bahwa dia akan
mempersuntingmu? Dan jika anak yang dirahimmu itu lahir siapakah yang akan
menjadi walinya kelak ketika ia menikah?
Dan seberapa banyak orang yang kau lukai
demi cinta itu, orang – orang yang ada dalam keluargamu seberapa sering kamu
bohongi? Jika ternyata cinta itu membuat kamu terjatuh dalam lembah
kemaksiatan, apakah masih layak itu disebut Cinta?
Jika
cinta bagi para Murabbi terdahulu (Rasulullah Shollalohu ‘Alaihi wasallamdan
Siti Khadijah) menjadi jalan menuju surga apa kamu tidak tertarik mengikuti
jejak mereka? Atau kamu tidak tahu manusia paling rupawan di jaman dahulu Nabu
Yusuf as begitu banyak yang tertarik dengannya tapi dia tetap berpegang teguh
pada jalan Allah karena sungguh itulah jalan yang benar. Atau apakah kamu ingin
mengikuti kebanyakan orang yang berpacaran itu yang dimana itu menjadi jalan
bagi mereka kedalam neraka?
Firman Allah dalam Al – Qur’an surat Al –
An’am ayan 116 “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang – orang di muka bumi
ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti prasangka belakadan mereka tidak lain hanyalah berdusta”
Seperti itulah saudaraku kebanyakan orang
dimuka bumi ini hanya mengikuti nafsunya, tanyalah hatimu Cinta ataukah Nafsu
yang kamu perbuat itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar