Laman

Entri Populer

Sabtu, 31 Maret 2012

ANNISA (PARA PEREMPUAN)


Terlihat judulnya seperti salah satu nama surat dalam Al – Qur’anul Karim. Ya, memang judulnya sengaja dibuat seperti nama Surat Al – Qur’an karena pembahasannya di dasarkan pada Al – Qur’an.
Annisa, begitulah nama Surah Al – Qur’an itu bukan Ar – Rijal (Para Lelaki), seperti itulah Islam memuliakan muslimah, memandang perempuan itu sebagai makhluk yang mulia bahkan perbandingan penghormatan terhadap ibu dengan ayah adalah 3 : 1 dan seperti sabda Rasulullah “Surga itu di bawah telapak kaki ibu”. Ibu, bukan ayah, perempuan bukan laki – laki.
            Islam memuliakan perempuan bukan hanya sebatas penghormatan tapi perilaku dan adab bergaul juga cara berpakaiannya di atur oleh Allah Tuhan sekalian alam.
Telah banyak dijelaskan Allah dalam Al – Qur’an tentang mulianya perempuan itu bahkan beberapa di antara mereka mendapat wahyu, tentu saja perempuan yang mulia itu adalah perempuan yang berjalan di atas Perintah Allah dan Rasulnya, menjaga kemaluannya dan patuh terhadap suaminya.
Sebut saja Ibu Nabi Musa as yang diperintahkan Allah untuk memasukkan anaknya ke dalam peti dan menghanyutkannya ke dalam sungai Nil. Kemudian disebutkan juga seorang perempuan yang sangat mulia dan perempuan yang sangat bisa menjaga kemaluannya yaitu Siti Maryam yang namanya di abadikan sebagai salah satu nama Surah di dalam Al – Qur’an yang sejak lahirnya telah diserahkan ibunya untuk diasuh Nabi Zakaria as dan kemudian menjadi Ahli Masjid Al – Aqsha dan melahirkan anak yang mulia pula Nabi Isa as. Tidakkah kamu baca seperti apa para malaikat datang menemui Sarah istri Nabi Ibrahim dan menyampaikan wahyu Allah bahwa dia akan melahirkan meskipun dia sudah sangat tua. Tersebut juga kakak Nabi Musa yang disuruh ibunya untuk mengintip kemana hanyutnya Musa as. Diceritakan juga dua anak perempuan Nabi Syu’aib yang mengembala di negeri Madyan dan salah satu di antara mereka menjadi istri untuk Nabi Allah Musa as. Dan tersebutlah nama istri Fir’aun yang membela Nabi Musa sampai dewasa dan doanya tersebut dalam Al – Qur’an agar dibuatkan istana di Jannah karena istana Fir’aun itu baginya bagai Neraka. Atau kamu tidak memperhatikan seperti apa Allah mengabadikan cerita seorang perempuan pemimpin negara yang begitu arif dan bijaksana juga berwibawa Ratu Bulqis yang kewibawaannya membuat para pembesar negara termasuk laki – laki tunduk menunggu perintah.
Di samping itu ada banyak lagi perempuan – perempuan yang mulia sebut saja Ummu Yasir, perempuan yang mewakafkan dirinya di jalan Allah dan Allah memuliakannya sebagai syahidah pertama sementara syahid itu balasannya tidak lain hanyalah Jannah.

            DAN PENGHUNI NERAKA ITU SEBAGIAN BESAR AN – NISA

Sabda Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wasallam “Aku diperlihatkan neraka, maka aku sama sekali tidak pernah melihat pemandangan seperti hari ini, dan aku meluhat kebanyakan penghuninya adalah perempuan” tentu akan muncul pertanyaan kenapa?
Perhatikanlah saudaraku, inilah sebagian alasan kenapa penghuni Jannah itu kebanyakan perempuan :
1.      Banyak yang Kufur kepada Allah
Kufur berarti ingkar, ingkar kepada ajaran Allah dan Rasul – Nya. Padahal Al – Qur’an sudah mengatur mereka dalam segala aspek kehidupan seperti Adab dalam rumah tangga (QS An – Nur), Kesopanan dan sikap hidup (QS Al – Ahzab), Adab berpakaian dan memakai perhiasan (QS An – Nur ayat 31) tapi itu semua hanya seperti angin lalu bagi sebagian perempuan.
2.      Bersolek
Tentu saja Islam tidak melarang bersolek dan mempercantik diri tapi ada batasannya. Tidakkah kamu lihat banyaknya perempuan yang mengikuti kebanyakan orang dimuka bumi ini dalam hal bersolek. Sebut saja berpakaian, Islam telah mengatur cara berpakaian yang baik bagi kamu tapi sekali lagi itu tidak di indahkan. Mereka lebih banyak mengikuti cara berpakaian orang banyak dimuka bumi ini yang mempertontonkan auratnya kepada setiap orang yang melihatnya, bahkan tidak jarang bagian tubuh yang seharusnya tersimpan rapat malah bisa dilihat orang meskipun hanya bentuk atau sedikit saja dari bagian itu, dan yang lebih parah adalagi yang merasa nyaman dan biasa saja meskipun dia dipegang dan disentuh oleh laki – laki yang tidak halal baginya. Tidakkah kamu takut jika keindahan dan keelokan tubuhmu yang seharusnya jadi anugrah bagimu berubah jadi laknat dan sumber dosa yang berujung pada Neraka?
Begitu juga dengan jilbab, di saat sekarang hijab ini seakan sudah tidak perlu lagi dipakai padahal hakekat jilbab itu sangat banyak manfaatnya bagimu, dengan terang – terangan kamu uraikan rambutmu di hadapan banyak orang dan tidak jarang pula karena mengikuti sebagian besar kebiasaan orang dumuka bumi ini perempuan itu memakai jilbab tapi tetap berdosa karena tidak sesuai dengan syar’i cara dia memakai jilbab itu.
Firman Allah dalam Al – Qur’an “Dan katakanlah pada perempuan – perempuan beriman : hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasan kecuali yang biasa nampak padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khumurnya (Jilbab) ke dadanya (Jilbab harus menutup dada) ...” An – Nur 31
Jelas sekali seperti apa seharusnya muslimah itu pakai jilbab. Sudahkah jilbabmu sesuai syar’i wahai saudariku?
3.      Kufur terhadap suami
Adalah melanggar apa yang diamanatkan suami, kecuali amanat itu melanggar syar’i.

Untuk saudariku, sekarang pilihan ada di tanganmu apakah kamu ingin menuju Jannah atau ingin menuju Nar (Neraka)? Ketahuilah sesungguhnya azab akhirat itu sangat pedih dan akan benar terjadi.
Read More..

Jumat, 30 Maret 2012

CINTA ataukah NAFSU??



Cinta itu adalah fitrah manusia, lahir di dalam hati sebagai pengikat hati di antara manusia, dari cinta itu akan tumbuh simpati yang memberi rasa nyaman dan tenteram.
Setiap zat dikembalikan ke dalam hukum fitrahnya jika belum ternoda, seperti cinta itu karena dia fitrah maka hukum asalnya suci.
Cinta yang seharusnya diikat dalam ikatan suci yang namanya pernikahan kini banyak diikat dalam ikatan sayton yang bernama Pacaran.
Kenapa disebut dengan ikatan sayton? Karena memang demikian adanya, ikatan sayton itu bernama pacaran. Tidak jarang orang yang berpacaran itu begitu takut jika ia sampai melukai hati kekasihnya jauh melebihi rasa takutnya akan Allah Azzawa Jalla yang selalu melihat dan memperhatikan hambanya sehingga ia rela melakukan banyak hal yang diluar kendali akal fikiran apalagi hatinya.
            Cinta yang diikat dalam pacaran pada awalnya akan memberikan kesan yang sangat manis dan menjanjikan kebahagiaan tapi pada akhirnya akan berakhir dengan duka dan tangisan karena memang seperti itulah cinta manusia, hanya bersifat sementara dan terbentur pada kecantikan fisik dan keberadaan harta, tidak seperti cinta Yang Maha Cinta yang selalu terjaga kesucian dan kesempurnaannya.
            Tidak jarang juga cinta dalam konsep “pacaran” itu membawa kemaksiatan, perhatikanlah saudaraku! Perempuan – perempuan yang mengikuti konsep pacaran itu begitu sering dipegang yang bukan mukhrimnya, bersentuhan kulit dengan laki – laki yang antah berantah. Tidak jarang juga para perempuan itu merasa begitu hebat ketika banyak laki – laki yang pacaran dengan dirinya, memuji kecantikan dan keayuannya dan menikmati tubuhnya meskipun itu ciuman, pelukan ataupun sentuhan yang tidak senonoh. Apakah kamu berfikir jika banyak yang menjadi pacar mu itu menunjukkan kalau kamu hebat? Tidak saudariku sesungguhnya tidak karena pada kenyataannya itu menunjukkan seberapa MURAHANNYA KAMU.
 Ketahuilah saudaraku bahwa sesungguhnya ketika kamu mendekati zina tak ubahnya seperti sedang berjalan dipinggir kolam yang sangat licin yang kamu akan sangat susah sekali keluar dari tepi kolam itu yang dimana kebanyakan orang malah tertarik jatuh lebih dalam, ketika zina itu telah menyentuh hidupmu yakinlah saudaraku akan tidak ada lagi jalan kembali untuk mencapai “kesucian” yang kamu miliki sebelumnya.
Dan teruntuk bagimu saudariku, jika zina telah merenggut keperawananmu apakah akan ada jalan kembali untuk suci? Apakah akan ada laki – laki baik yang datang melamarmu atau apakah ada jaminan kalau laki – laki yang kamu puja dalam lingkar setan itu bisa menjamin bahwa dia akan mempersuntingmu? Dan jika anak yang dirahimmu itu lahir siapakah yang akan menjadi walinya kelak ketika ia menikah?
Dan seberapa banyak orang yang kau lukai demi cinta itu, orang – orang yang ada dalam keluargamu seberapa sering kamu bohongi? Jika ternyata cinta itu membuat kamu terjatuh dalam lembah kemaksiatan, apakah masih layak itu disebut Cinta?
            Jika cinta bagi para Murabbi terdahulu (Rasulullah Shollalohu ‘Alaihi wasallamdan Siti Khadijah) menjadi jalan menuju surga apa kamu tidak tertarik mengikuti jejak mereka? Atau kamu tidak tahu manusia paling rupawan di jaman dahulu Nabu Yusuf as begitu banyak yang tertarik dengannya tapi dia tetap berpegang teguh pada jalan Allah karena sungguh itulah jalan yang benar. Atau apakah kamu ingin mengikuti kebanyakan orang yang berpacaran itu yang dimana itu menjadi jalan bagi mereka kedalam neraka?
Firman Allah dalam Al – Qur’an surat Al – An’am ayan 116 “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang – orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belakadan mereka tidak lain hanyalah berdusta”

Seperti itulah saudaraku kebanyakan orang dimuka bumi ini hanya mengikuti nafsunya, tanyalah hatimu Cinta ataukah Nafsu yang kamu perbuat itu?
Read More..

Sabtu, 17 Maret 2012

Memimpin Diri Sendiri Untuk Bisa Lebih Baik (Menteladani Sifat Rasulullah SAW)



                Sejatinya manusia itu diciptakan untuk menjadi pemimpin (Khalifah di muka bumi), tapi pada kenyataannya banyak sekali di antara kita yang lebih menyerahkan urusan diri kita kepada orang lain. Dalam artian kita tidak bisa memimpin diri kita sendiri.
Menurut sebuah penelitian dunia sangat merindukan pemimpin yang mempunyai karakter di bawah ini :
1.   Integritas
Dalam hal ini adalah kejujuran, untuk bisa memimpin sangat dibutuhkan kejujuran terutama untuk bisa memimpin diri sendiri. Tapi pada saat ini kejujuran sudah menjadi barang yang langka dan mahal harganya. Bahkan dalam kehidupan keluarga sekalipun ini sudah sangat jarang kita temukan.
Saudara – saudariku, seberapa sering kebohongan kau ucapkan untuk orang tuamu, saudara ataupun orang lain. Bahkan yang paling miris ketika kamu rela berbohong terhadap orangtuamu demi orang yang bukan siapa – siapamu dengan alasan cinta.
Jika demikian, jika karena cinta itu kamu melukai hati orang tuamu, meninggalkan suruh Allah dan Rasulnya mengutamakan ajakan sayton dan kemaksiatan, apakah itu masih bisa disebut cinta? Berlindunglah pada Allah dari cinta palsu yang membuat manusia berpaling dari – Nya yang melalaikan dan menipu manusia.
Tidakkah kamu takut, jika Allah Yang Maha Cinta tidak lagi mencintaimu? Jika terhadap suruhnya saja kamu tidak bisa berlaku jujur, apa kamu tidak khawatir akan azab yang dijanjikan - Nya yang dimana sebagian telah kamu lihat diturunkan kepada kaum sebelum kamu.
2.     Responsibility
Tanggungjawab, merupakan syarat kedua yang harus dipenuhi untuk bisa menjadi pemimpin yang baik. Tahukah kamu wahai para pemuda dan pemudi tanggung jawabmu? Sudahkah kamu laksanakan tanggung jawabmu sebagai seorang hamba kepada sang Maha Kuasa? Tanggung jawabmu terhadap sesama, amanah – amanah yang kau emban, apakah semua itu sudah kamu lakasanakan sehingga dengan tenangnya kamu menjauh dari ridho - Nya
3.       Quotient
Kecerdasan, ingat kawan bukan IQ tapi kecerdasan (EQ). Ingatkah engkau ketika Rasulullah berjalan dan membantu seorang nenek tua tapi tahukah kau apa yang keluar dari mulut wanita renta itu “Jahui Muhammad wahai anakku, Muhammad itu pembohong” sampai 3 kali. Tapi Nabi Muhammad tidak marah dia hanya diam dan berjalan perlahan mengikuti langkah wanita renta itu, ketika sudah sampai di tujuan Rasul Allah itu dengan lembut pamit tanpa ada sedikitpun amarah dan dendam. Subahanallah, begitulah kecerdasan emosi Rasulullah.
                Di akademi, kita memang diupayakan untuk bisa memperolah nilai akademi yang bagus tapi yakinlah saudaraku yang paling banyak membantu kehidupanmu adalah kecerdasan emosi yang bisa kamu tata dengan rapi, menjauhi amarah karena amarah itu mendekatkan kita dengan sayton.
4.       Coach/Leadership
Sifat kepemimpinan, inilah karakter terakhir yang harus kita bangun. Untuk bisa memiliki sifat kepemimpinan yang baik tentu kita haruslah terlebih dahulu menyiapakan 3 karakter di atas maka karakter yang ke empat ini akan datang dengan sendirinya juga tentu saja mempelajari pemimpin – pemimpin yanh diutus Allah terlebih dahulu.
Pada suatu ketika berjalanlah Rasulullah denga Abu Bakar As – siddiq dan 1 orang Yahudi, ketika ditengah perjalanan ketiga hamba Allah itu dilanda kehausan yang amat sangat sementara air yang tersisa hanya seukuran 1 gelas lagi. Subahanallah, rasul Allah yang paling mulia dengan jiwa kepemimpinannya menyerahkan air itu pertama kepada orang Yahudi itu kemudian Abu Bakar barulah sisanya untuk Rasulullah. Seperti  itulah pemimpin, mementingkan apa yang dipimpinnya dari pada dirinya sendiri. Bagian terkecil dari kita yang paling penting adalah hati, marilah kembali mengikuti kata hati, dengarkan apa yang disampaikan hatimu terhadapmu jangan kamu utamakan nafsu yang selalu merongrong kehidupanmu.

Dari keempat karakter itu jika kita tarik benag merah akan kita peroleh 1 kesimpulan :
1.       Integritas (kejujuran dalam bahasa arab adalah Siddiq)
2.       Responsibility (tanggung jawab ataupun Amanah)
3.       Quotient (kecerdasan, bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya merupakan penjabaran Fathonah)
4.       Leader (pemimpin, adalah orang yang bisa mengatur dirinya dengan baik begitu juga yang ia pimpin dan pandai menyampaikan agar didengar dengan baik itu adalah penjabaran Tabligh)
Jadi pemimpin yang dirindukan dunia ini adalah pemimpin dengan sifat – sifat Muhammad Rasulullah maka Maha Benarlah Allah Dengan Segala Firmannya.
Kita tidak akan bisa seperti beliau tapi marilah kita teladani sifatnya dan menjauhi larangannya yakinlah inilah jalan yang lurus itu

Semoga tulisan singkat ini bisa jadi penegur buat diri penulis yang paling utama juga buat saudara – saudari seiman. Islam bukan hanya agama tapi jalan hidup.
Read More..

Minggu, 11 Maret 2012

Untuk Saudariku Seiman (Muslimah Itu Mutiara)

Muslimah itu mutiara, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya, tidak sembarang orang boleh memandangnya . .
Perempuan muslimah perhatikanlah seperti apa agamamu menjaga dan memuliakanmu, kamu dijaga dalam hijab yang sangat suci dimana kamu tidak bisa di sentuh dan dipandang sembarang laki - laki yang bukan mukhrimmu, lalu kenapa kamu seakan ingin menjadi seorang wanita yang selalu memamerkan kecantikanmu dihadapan kaum adam? Tidakkah kamu tahu bahwa tidak semua laki - laki itu sekuat Nabi Yusuf as?



Duhai Annisa (Para Perempuan), sesungguhnya Allah menjadikan seluruh tubuh perempuan itu perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki, segala sesuatu dari tubuh Perempuan yang terlihat oleh bukan muhrimnya semuanya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Ta’ala diakhirat nanti, jilbab adalah hijab untuk perempuan. 

Apakah kamu tahu hakekat jilbab itu saudariku? Hakekat jilbab adalah hijab lahir batin. Hijab mata kamu dari memandang lelaki yang bukan mahram kamu. Hijab lidah kamu dari berghibah (ghosib) dan kesia-siaan, usahakan selalu berdzikir kepada Allah . Hijab telinga kamu dari mendengar perkara yang mengundang mudharat baik untuk dirimu maupun masyarakat. Hijab hidungmu dari mencium cium segala yang berbau busuk. Hijab tangan-tangan kamu dari berbuat yang tidak senonoh. Hijab kaki kamu dari melangkah menuju maksiat.
Hijab pikiran kamu dari berpikir yang mengundang syetan untuk memperdayai nafsu kamu. Hijab hati kamu dari sesuatu selain Allah , bila kamu sudah bisa maka jilbab yang kamu pakai akan menyinari hati kamu, itulah hakekat jilbab.

Perhatikan sekali lagi saudariku seperti apa kamu dimuliakan oleh agamamu yang tidak akan kamu peroleh dari ajaran agama lain.
Akankah kamu sanggup jika nanti dihadapkan pada azab Allah yang sangat pedih itu?

Aku tidak ingin mengajarimu agama tapi aku takut akan ikut berdosa jika kebenaran ini tidak aku sampaikan.

Sadarkah engkau bahwa sebenarnya kamu diciptakan dari tulang rusuk seorang laki - laki, apa kamu tidak merasa berdosa jika ternyata disetiap hari dia selalu berusaha memperbaiki diri sementara kamu sibuk "menjajakan diri", seberapa banyak laki - laki yang menyentuhmu dengan nafsunya meskipun itu cuma sebatas pandangan?
Atas nama cinta kamu hilangkan hijab itu, atas nama cinta kau tinggalkan jilbab itu, atas nama cinta kau lupakan akhlak itu, lalu apakah ini benar cinta jika itu menjerumuskan kamu kedalam kemaksiatan? Apa kamu tidak takut jika yang Maha Cinta kamu duakan? Aku iba melihatmu saudariku, memakai pakaian yang mempertontonkan auratmu, seharusnya kecantikan itu jadi anugrah bagimu tapi pada kenyataannya itu menjadi sumber dosa bagimu bukan hanya bagimu saja sebenarnya tapi juga bagi diri orang lain, tidakkah kamu tahu penghuni neraka itu sebagian besar perempuan?

Aku harap dan berdo'a pada Allah semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat bagimu untuk kembali ke fitrah mu sebagai seorang muslimah, Aku hanya ingin mengingatkanmu dalam kebaikan sebab aku takut jadi orang yang merugi seperti janji Allah dalam QS Al - Ashr

Read More..

Jumat, 09 Maret 2012

Teruntuk Tulang Rusukku Tercinta

Apa kabar tulang rusukku? Semoga kamu tetap menjaga hijab sampai kita bertemu
Jika saat ini hatimu gundah gulana karena aku tak kunjung datang bukan berarti aku sedang mengulur waktu atau tidak mau bertemu denganmu
Dalam hati dan fikiranku kamu adalah wanita suci yang menjaga hijab sampai aku datang menjemputmu, bukan seperti perempuan lain yang senang menawarkan diri kepada sembarang laki - laki yang bukan mukhrimnya

Jika saat ini hatimu sedih karena aku tak kunjung datang, bukan karena aku tidak mencintaimu, tapi aku takut jika dipertemukan denganmu aku tidak cukup baik
Aku malu jika harus bertemu wanita suci sepertimu sementara diri ini penuh dengan dosa
Bukan juga karena aku tidak sayang, tapi karena aku kurang berani jika harus berjumpa saat ini dengan mu yang terjaga malu, diri dan keluarganya

Untukmu Tulang Rusukku Tercinta
Aku masih ingin terus memperbaiki diri sebelum datang menjemputmu karena aku tahu betul Perempuan baik - baik hanya untuk laki - laki yang baik - baik.
Semoga selama aku dalam masa perbaikan diri kamu tetap mampu menjaga pergaulan, malu dan keluargamu.
Aku harap jika sudah waktunya Allah mempersatukan kita, Kita termasuk ke dalam golongan orang - orang yang di rahmati dan di ridhoi - Nya
Aku harap jika sudah waktunya Allah mempersatukan kita, kita bisa seperti Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az - zahra putri Rasulullah dalam mengarungi kehidupan rumah tangga

Tulang Rusukku semoga engkau tidak jenuh menungguku
Read More..

Kamis, 01 Maret 2012

PELAJARAN 5


Menyatakan, menanyakan dan menjawab tempat tinggal dan keadaan (kabar)
Tatkala kita berkenalan dengan seseorang pastilah kita menanyakan tempat tinggal meskipun itu kita tanyakan hanya sebagai basa – basi. Lalu Sakuse apa ya kira – kira kata yang digunakannya untuk mrnanyakan tempat tinggal orang lain? Hmmm, yuk kita lihat kata yang digunakannya untuk mrnanyakan tempat tinggal orang lain.
POLA KALIMAT :
  1. [?] (anata wa) Doko ni sundeimasuka
[?] (anda) tinggal di mana?
  1. [+] (watashi wa) Panyabungan ni sundeimasu
[+] (saya) tinggal di Panyabungan
Dari ke dua contoh di atas dapat kita lihat ketika menanyakan tempat tinggal dimuali dengan kata doko yang artinnya (di) mana, kemudian kita tambahkan partikel ni ditambah kata sundeimasu yang artinya tinggal (bermukim). Sementara untuk kalimat positif kata doko diganti dengan tempat kita tinggal.
Contoh :
  1. Watashi wa Panyabungan ni sundeimasu (saya tinggal di Panyabungan)
  2. Ari san wa Pidoli ni sundeimasu (Ari tinggal di Pidoli)
  3. Sani tinggal di Kayu Laut (Sani san wa Kayu Laut ni sundeimasu)
  4. Rani tinggal di mana? (Rani san wa doko ni sundeimasuka)
  5. Anita tinggal di mana? (Anita san wa doko ni sundeimasuka)

PELAJARAN 5
Mungkin kita sudah sering mengatakan atau menanyakan kabar kawan kita dengan ucapan “how are you?” kalau begitu Doraemon mengatakan “how are you?” apa ya?
Dalam Bahasa Jepang untuk menanyakan kabar digunakan kata “ogenki desuka” yang artinya apa kabar?
Sementara untuk menjawabnya digunakan kata “hai, genki desu” jika kita baik – baik saja, sementara kata “iie, genki ja arimasen” digunakan untuk menjawab jika kita dalam keadaan tidak baik.

EVALUASI :
  1. Rani tinggal di mana?
______________________________________________________________
  1. Desi tinggal di Sibanggor
_______________________________________________________________
  1. Bagaimana kabar anda?
_______________________________________________________________
  1. Apakah Evi tinggal di Dalan Lidang?
_______________________________________________________________
  1. Aisyah tinggal di Panyabungan julu
_______________________________________________________________
  1. Juna tinggal di Parbangunan
_______________________________________________________________
  1. Apa kabar anda?
_______________________________________________________________
  1. Kabar saya baik – baik saja
_______________________________________________________________
  1. Eka dan Minah tinggal di Huta Siantar
_______________________________________________________________
  1. Sasada tinggal di Shizuoka
_______________________________________________________________

Read More..