Bismillaahirrohmaanirrohiim
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan maka tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain. Dan kepada Tuhanmu lah kamu berharap.” (QS : Al – Insyiroh 5 – 8)
Dari ayat itu dapat kita pahami sesungguhnya kita akan dihadapkan pada masalah dalam hidup ini, tapi meskipun demikian kita harus meyakini bahwa bersama dengan kesulitan (masalah) itu sendiri Allah sudah menyertakan kemudahan. Dalam hal ini yang memberikan garansi bukan manusia melainkan sang Khaliq yang Maha Kuasa.
Terkadang memang masalah yang kita hadapi itu dalam fikiran kita merupakan masalah yang sulit dan tidak bisa kita selesaikan sendiri, sebenarnya itu hanyalah persepsi logika dan fikiran kita saja yang tidak siap dengan kedatangan masalah itu. Bukankah Allah sudah menjaminkan bahwa tidak akan ada masalah yang kita hadapi di luar kemampuan kita, jadi semua terpulang pada diri kita sendiri bagaimana menilai masalah yamg kita hadapi. Dalam hal ini saya akan memberikan sedikit penalaran tentang ‘kenapa (terkadang) kita merasa masalah itu di luar batas kemampuan kita.
1. Ketidak dekatan kita dengan Allah
Ini merupakan hal yang penting dalam pemecahan masalah, bukankah Allah itu perancang yang paling sempurna? Jadi yakinkan diri bahwa sebenarnya masalah itu diberikan kepada kita karena Allah sudah merancang yang lebih baik dalam hiduo kita. Ketika kita tidak lagi dekat dengan Allah maka akal fikiran yang penuh dengan bisikan sayton akan mempengaruhi pemikiran kita akan datangnya masalah itu.
Bukankah pemberi soluai terbaik juga Allah, jadi ketika masalah itu sudah menimpa kita ucapkan rasa syukur dan lapangkan hati dan terus tetap dekatkan diri dengan Allah. Tapi ketika sudah berfikir dan bekerja keras tapi kondisi yang kita hadapi tidak juga ada perubahan bersabarlah, toh sabar dan shalat merupakan kekuatan seorang muslim yang ditinggalkan rasulullah dan juga perintah Allah. Sesungguhnya dengan bersabar kita akan menjadi pribadi yang tangguh dan dengan shalat kita akan menjadi pribadi yang mapan dan tenang dalam bertindak. Jika memang kita sudah merasa tidak sanggup lagi dengan masalah yang kita hadapi maka kembalikan masalah itu kepada Allah dengan shalat tahajjud, bermunajadlah dengan sang Khaliq karena semua masalah adalah datang darinya jadi sudah barang tentu Allah juga punya penyelesaian yang paling baik dan tentu Allah juga tidak tidak akan mengecewakan hamba – Nya yang bertakwa kepada – Nya.
2. Hati yang sudah mulai berkarat
Hati yang sudah berkarat sudah barang tentu bisikannya bukan lagi kebenaran dan tentu juga akan menyempitkan fikiran, nah kalau sudah begini ketika ada masalah yang emnimpa kita bukannya akan siap dengan kedatangan masalah itu tapi malah mengutuki keadaan dan ini sama sekali tidak akan membantu dalam menemukan solusi yang baik yang ada hanya akan memperkeruh suasana. Seprti kataa Hijjaz hati kalau sudah bersih pandangan – Nya akan menembus hijab, ini artinya kita akan menerima bisikan – bisikan hati nurani yang selalu benar dan akan menuntun kita untuk memperoleh jalan keluar terbaik.
Untuk mendapatkan bisikan – bisikan hati itu kita harus terlebih dahulu menyucikan hati kita. Maka dari itu marilah kita bersihkan hati kita mulai dari sekarang, mungkin selama ini kita sudah jarang sekali membaca ayat – ayat Allah yang merupakan pembersih jiwa dan hati.
3. Konsep diri yang salah tentang masalah itu sendiri
Ini merupakan permasalahan yang menambah masalah, maksudnya konsep diri tentang masalah ini dapat mempengaruhi jalan fikiran kita. Biasanya ketika kita sedang menghadapi masalah kita sering berfikir bahwa dunia sudah berhenti atau kiamat. Hello, kiamat jauh lebih dahsyat dari masalah yang kita hadapi. Jadi, buang jauh – jauh konsep buruk tentang masalah karena itu sama sekali tidak akan berhasil dalam penyelesaian masalah itu karena sesungguhnya ketika kita mendapatkan masalah itu artinya kita sedang dalam ujian kedewasan dan kematangan hidup. Itu artinya kita akan menjadi manusia yang dapat hidup mandiri dan menempuh kesuksesan dalam hidup karena tidak satupun manusia langsung sukses tanpa adanya masalah dan ini juga merupakan ujian keimanan kita.
Kalau kita menyerah berarti kita tida beriman donk, kan dah dijelaskan Allah dalam Al – Qur’an kalau manusia itu akan di uji keimanannya.
Masih tentang ayat yang di atas, disitu kita disuruh ketika kita menyelesaikan suatu urusan maka bekerja keraslah untuk urusan yang lain. Coba deh kita fikirkan, kalau selesai dari satu urusan kita disuruh untuk bekerja lebih keras untuk urusan yang lain bukankah ini maksudnya kita akan selalu berhadapan dengan urusan yang semakin hari semakin sulit, ini semua merupakan ketentuan Allah bagi hamba – Nya untuk menseleksi mana hamba yang benar – benar beriman dan teruji kesabarannya, bukankah Allah itu bersama orang – orang yang bersabar dan bertakwa?
Dan dari ayat terakhir dijelaskan inti dari semua itu adalah kembali kepada Allah, berharap hanya kepada Allah karena Allah lah yang akan menentukan takdir kita. Yakilah bahwa Allah merupakan tempat pengharapan
Laman
Entri Populer
-
Mukashi, kono basho de kimi o aeta Watashi o mite waratte yo Kono basho de koi o mitsuketa Kokoro kara aishite Jikan ga sugite yuku...
-
Asmara : renai Air mata buaya : usonaki aijou Benci : nikumu kirai Benc...
-
A : Tanaka-san wa jimusho ni imasu ka ; 田中さんは事務所にいますか ; Apakah tuan Tanaka ada di kantor? B : Mou uchi e kaerimashita ; もう家へ帰りま...
-
Omoimasu ; おもいます; 思います ; Omou ; おもう ; 思う ; Omotte ; おもって ; 思って ; Mengira, berfikir, berpendapat Paatii ; パ―チ― ; Pesta Minasan ; みなさん ; 皆...
-
A : Nihon-go ga hanasemasu ka 日本語が話せますか Dapat anda berbicara bahasa Jepang ? B : Iie, mada amari hanasemasen いいえ、まだあまり...
Kamis, 03 Mei 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar