Laman

Entri Populer

Kamis, 03 Mei 2012

Rapuhnya Aqidah Kami (Generasi Muda)




Bismillaahirrohmaanirrohiim
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan (QS. Al – Alaq : 1)

Merujuk pada sabda Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam “Aku tinggalkan untukmu dua hal di mana kalau kamu berpegang teguh padanya kamu tidak akan merugi yaitu Al – Qur’an dan Sunnahku” ini merupakan wasiat yang disampaikan Rasulullah pada kita ummatnya agar bisa menjalani hidup dengan berpedoman terhadap yang dua hal itu. Sesungguhnya jika kita berpegang teguh pada aturan – aturan yang ada pada dua hal itu kita akan hidup tentram dan dimuliakan.

Judul tulisan ini adalah langit mendung, merupakan istilah yang penulis buat untuk kondisi generasi muda sekarang. Seharusnya para pemuda itu merupakan cahaya dan harapan ditengah – tengah masyrakat tapi pada kenyataan saat ini para pemuda dan pemudi sudah tidak lagi bisa memberikan cahayanya karena terhalang embun kelabu (kelakuan yang jauh dari milah Islam) seperti langit yang sedang mendung. Jadi tidak salah jika penulis mengambil istilah itu.

Teringat seorang ayah ditempatku berdiam, dia bukan orang yang ‘alim juga bukan ustadz tapi ada satu hal yang membuat saya kagum dengan bapak ini disetiap dia akan shalat berjamaah di Masjid dia hampir selalu membawa anak – anaknya untuk ikut shalat berjamaah. Di waktu magrib dia membawa 3 putranya yang semuanya masih duduk dibangku sekolah dasar. Saat isya tiba dia akan menunggu anak – anaknya pulang belajar tilawah untuk shalat berjamaah. Dan diwaktu subuh tidak jarang mereka mendahului saya sampai di mesjid, meskipun anak – anaknya belum punya kewajiban untuk shalat tapi dia sudah mulai menanamkan keimanan dan keislaman itu pada diri anak – anaknya. Anak – anak itu mungkin dibangunkan sekitar jam 4 lebih padahal anak – anak yang lain bahkan para remaja dan orang dewasapun masih banyak yang larut dalam lelapnya tidur dan berisiknya suara dengkuran. Tak ada tersirat diwajah mereka rasa kesal ataupun mimik wajah marah karena lelapnya diganggu malahan mereka selalu terlihat senyum ketika kita menyapa dan tidak jarang malahan mereka yang lebih dulu tersenyum ramah menyapa orang – orang yang hadir untuk shalat subuh berjamaah yang semuanya adalah orang dewasa.
Saya terkadang merasa malu dengan mereka, sering saya telat bangun dan tidak sempat ikut shalat subuh berjamaah padahal shalat subuh berjamaah merupakan salah satu tolak ukur keimanan seseorang. Apakah ini pertanda keimanan mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar lebih kuat dari saya atau mungkin kita yang lebih memilih tidur dan mendengkur. Bahkan di satu saat, ada anak yang juga seusia dengan mereka setelah adzan selesai bergema dia berdiri untuk shalat sunnah sebelum subuh. Tubuh saya bergetar seketika itu, anak SD menyempatkan diri shalat dua rakaat sebelum salat fardu yang sebenarnya belum merupakan kewajiban mereka. Sementara kita?
Jauh ya bertolak belakang dengan keadan kita yang katanya remaja, dewasa dan juga yang katanya sudah bisa mandiri. Seberapa sering adzan subuh itu kita abaikan? Tahukah engkau sahabat mudaku, shlat subuh itu merupakan pembatas kita denga orang – orang munafik. Dan shalat subuh itu merupakan pengganti shalat sunnah semalam suntuk.

Dari cerita di atas kita sudah melihat salah satu contoh mendungnya para pemuda sekarang ini. Itu masih soal shalat subuh. Belum lagi dalam hal lain begitu banyaknya kita lari dari aturan – aturan Al – Qur’an dan Al – Hadist. Kita tidak indahkan lagi aturan agama yang begitu memuliakan kita, kini tinggalkan sunnah itu dan kita ganti dengan hal yang mengutamakan permintaan nafsu kita.
Malah anak muda sekarang terkesan aneh, ketika ada orng yang berusaha dan memakai aturan – aturan agama malah di cap kolot dan kampungan. Sebut saja ketika ada perempuan yang yang memakai jilbab panjang lebar dan sesuai syari’at akan dicap dengan kata kolot, sok alim ataupun istri teroris ini merupakan tuduhan yang tidak beralasan.
Kolot? Saya rasa agama inilah yang paling canggih dimuka bumi ini, jadi aturannya sudah pasti juga canggih. Pernah tidak kamu lihat cewek pake jilabab panjang lebar naik motor terus dikejar cowok – cowok iseng untuk menggodanya? Saya rasa tidak, tapi bagaimana dengan cewek yang berpakaian mini? Malahan sering ya kita lihat diuber – uber sama cowok – cowok iseng itu. Kenapa bisa demikian, itulah salah satu canggihnya aturan agama ini, jilbab yang kamu bilang kolot itu ternyata mampu membuat para cowok untuk diam ditempat dan tidak mengganggu para pemakainya.
Sok alim? Lalu kalau orang yang memakai pakaian yang mempertontonkan aurat itu disebut apa? Apakah ini yang dinamakn alim. Hello, atau disebut sok tidak ‘alim.
Istri teroris? Kayaknya kamu harus lebih banyak baca buku lagi deh, biar tahu mana itu yang disebut teroris. Apakah para aparat pemerintah yang melintasi orang – orang yang shalat dan menendang para jamaahnya itu tidak lebih layak disebut teroris.
Yakinlah, mereka hanya ingin melindungi diri mereka dari kutuk dan azab Allah dengan menjaga hijabnya.

Belum lagi para laki – laki yang sering ke masjid akan dapat cap yang aneh – aneh juga seperti kolot, sok alaim, karena ada maunya, biar dipuji dan sebagainya. Ini juga tuduhan yang tidak beralasan. Perlu kita ketahui bersama salah satu golongan orang – orang yang langsung mendapat perlindungan Allah di akhirat kelak adalah para pemuda yang menggantungkan hatinya di masjid (Hatinya selalu mengingat Allah dan terus – terus mengutamakan ibadah di rumah Allah)

Bukan hanya soal ibadah saja yang sudah mulai rusak pada diri generasi muda sekrang tapi juga moral. Perhatikan fakta dibawah ini yang diambil dari berbagai sumber :
Sebagian besar generasi muda saat ini sudah mengalami kerusakan moral bahkan sudah sampai pada titik nadir dan sangat menyedihkan, budaya – budaya keislaman sudah lagi tidak dijaga.
-    Tahun 2005 di salah satu kabupaten di Indonesia hanya dari Januari – Juli saja 62% dari total pernikahan adalah para remaja yang ternyata sudah hamil duluan (ini yang masih mau menikah lho, belum lagi para remaja yang menggugurkan kehamilannnya)
-    Dari tahun 2002 – 2005 saja dan hanya di satu kabupaten terdapat 59,22% mahasiswi yang hamil di luar nukah, 21,15% tidak terdata pendidikannya, remaja SMA 17,70%
-    Pada rentang 3tahun itu terdapat 1.751 kasus remaja hamil diluar nikah
Itu hanya di satu tempat dan kejadiannya 8-10 tahun yang lalu yang saat itu pergaulan remaja belum sebebas sekarang ini di mana dari kabar yang beredar anak – anak SMP pun sudah banyak yang tidak perawan, bagaiman ya kalau ini menimpa kita tau keluarga kita?

Perhatikanlah betapa rapuhnya aqidah yang kita “warisi” ini, karena kenyataannya kita mendapati akidah ini dikarenakan orangtua kita sudah ada di dalam aqidah ini. Para remaja sekarang sudah tidak tertarik lagi berbicara Ilmu Pengetahuan, sejarah, teknologi apalagi aqidah. Bagi mereka jauh lebih penting membicarakan ataupun menyibukkan diri dengan aktivitas yang kurang bermanfaat seperti band, PS, artis idola, cewek/ cowok dan sejenisnya. Belum lagi kalau terjadi acara agama bersamaan dengan acara maksiat, misalnya pengajian dan dangdutan. Aneh bin ajaib, meskipun diguyur hujan lebat para remaja tetap menonton acara dangdutan itu sementara pengajian hanya akan dihadiri oleh orang – orang yang rindu dengan Allah dan senantiasa mencari rido dan hidayah – Nya di mana jumlah remaja yang hadir tidak lebih dari 15 orang.

Tidak berguna tangisan orang tua menyaksikan perbuatan terkutuk anak – anaknya karena pada dasarnya iman itu tidak bisa diwarisi dari orangtua yang bertaqwa itulah kenapa meskipun orangruanya ustadz anaknya pemaksiat. Kita telah terbuai akan tipu dunia yang sementara, terbuai akan materi dan kemewahan nafsu. Tidak ingantkah kamu para sahabat rasul dan tabi’in itu mengokohkan imannya, Bilal yang dijemur diterik matahari tetap teguh pendiriannya dengan kata “Ahad” yaitu meng – Esakan Allah meskipun dia akan mendapat kemewahan jika ia mau berpaling dari kalimat itu.
Apakah nilai Tuhanmu lebih rendah dari rasa cintamu akan pacarmu? Ataukah nilai Rabb mu lebih murah dibanding kemewahan yang kau cari itu?

Tak jarang ketika kekasih hatimu menelpon kamu ditengah malam kamu tebangun dan meladeni dia, ketika ada tanding bola kamu cepat tidur agar kamu bisa bangun dengan cepat demi menyaksikan pertandingan bola itu. Sementara di sepertiga malam terakhir Allah turun kelangit bumi untuk mengampuni dosa para pemohon ampun, memberikan permintaan para pemohon tapi itu tidak kita hiraukan.

Saudaraku, marilah kembali pegang kuat milah islam ini. Tanamkan rasa rindu dan cintamu kepada – Nya melebihi apapun yang ada karena Dia memang tidak layak dibandingkan dengan suatu apapun. Pelajari kembali aturan – aturan yang sudah diwahyukan kepada Rasulullah lewat ayat – ayat Al – Qur’an. Berdiri dan bersujudlah disepertiga malam mohon ampunkan dosa atas segala kesalahan yang telah diperbuat, lepas semua ikatan – ikatan kemaksiatan yang saat ini masih kamu pakai.
Para aktivis dakwah, lihatlah kami imannya yang rapuh ini. Kenapa kalian enggan menoleh kepada kami. Apakah kami sudah sebegitu hina sehingga tidak layak lagi untuk kalian pandang? Apakah seperti ini dakwah yang diajarkan murabbi pertama Rasulullah? Peluk dan dekaplah kami, papah iman kami agar kembali tegak berdiri, terangi jalan kami yang gelap ini. Bagaimana kami akan bisa kembali berpegang teguh pada agama ini jika kalian enggan menoleh? Kami kini datang menemui kalin berharap kalian luangkan sedikit waktu untu kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar