Laman

Entri Populer

Kamis, 03 Mei 2012

RINTIHAN HATI



Aku menapaki keimananku ini
Berada dalam titik nadir dan jauh dari rahmat – Mu
Ku selami isi hati yang bisikannya sudah mulai tertutup bisikan nafsu dan setan
Ku renungi perbuatan yang selalu jauhkanku dari – Mu

Di sini hatiku merintih dan aku bermohon
Limpahkanlah magfiroh – Mu
Selimuti hatiku dengan cinta – Mu
Terima segala penyesalanku

Air mata ini aku tumpahkan untuk segala penyesalan
Terima ia agar tidak jadi sia – sia
Meskipun dia kering dan berganti darah
Tak akan mampu menghapus segala dosa
Jika tidak Engkau limpahkan magfirohmu

Wajah ini kembali aku sucikan dengan wudhu
Hati ini kembali aku terangi deng ayat – ayat – Mu
Jiwa ini kembali aku sirami dengan kerinduan akan – Mu
Kini aku benar – benar berserah diri di hadapan – Mu

Ku bersujud menghambarkan diri
Membuang segala kesombongan ku
Kini aku hanya makhluk hina dina
Ku hinakan diri ini dihadap – Mu
Berharap Engkau ganti dengan kemuliaan di sisi – Mu

Allah dengar rintihan hatiku
Yang rindu akan cintamu
Dengar jeritannya
Yang butuh kasih sayang – Mu

Allah sucikan jiwa dan hatiku dengan cinta – Mu
Allah selimuti hatiku dengan kasih sayang – Mu
Allah ampunkan segala dosa yang selimuti jiwa ini
Allah terima segala amalku ini
Read More..

Rapuhnya Aqidah Kami (Generasi Muda)




Bismillaahirrohmaanirrohiim
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan (QS. Al – Alaq : 1)

Merujuk pada sabda Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam “Aku tinggalkan untukmu dua hal di mana kalau kamu berpegang teguh padanya kamu tidak akan merugi yaitu Al – Qur’an dan Sunnahku” ini merupakan wasiat yang disampaikan Rasulullah pada kita ummatnya agar bisa menjalani hidup dengan berpedoman terhadap yang dua hal itu. Sesungguhnya jika kita berpegang teguh pada aturan – aturan yang ada pada dua hal itu kita akan hidup tentram dan dimuliakan.

Judul tulisan ini adalah langit mendung, merupakan istilah yang penulis buat untuk kondisi generasi muda sekarang. Seharusnya para pemuda itu merupakan cahaya dan harapan ditengah – tengah masyrakat tapi pada kenyataan saat ini para pemuda dan pemudi sudah tidak lagi bisa memberikan cahayanya karena terhalang embun kelabu (kelakuan yang jauh dari milah Islam) seperti langit yang sedang mendung. Jadi tidak salah jika penulis mengambil istilah itu.

Teringat seorang ayah ditempatku berdiam, dia bukan orang yang ‘alim juga bukan ustadz tapi ada satu hal yang membuat saya kagum dengan bapak ini disetiap dia akan shalat berjamaah di Masjid dia hampir selalu membawa anak – anaknya untuk ikut shalat berjamaah. Di waktu magrib dia membawa 3 putranya yang semuanya masih duduk dibangku sekolah dasar. Saat isya tiba dia akan menunggu anak – anaknya pulang belajar tilawah untuk shalat berjamaah. Dan diwaktu subuh tidak jarang mereka mendahului saya sampai di mesjid, meskipun anak – anaknya belum punya kewajiban untuk shalat tapi dia sudah mulai menanamkan keimanan dan keislaman itu pada diri anak – anaknya. Anak – anak itu mungkin dibangunkan sekitar jam 4 lebih padahal anak – anak yang lain bahkan para remaja dan orang dewasapun masih banyak yang larut dalam lelapnya tidur dan berisiknya suara dengkuran. Tak ada tersirat diwajah mereka rasa kesal ataupun mimik wajah marah karena lelapnya diganggu malahan mereka selalu terlihat senyum ketika kita menyapa dan tidak jarang malahan mereka yang lebih dulu tersenyum ramah menyapa orang – orang yang hadir untuk shalat subuh berjamaah yang semuanya adalah orang dewasa.
Saya terkadang merasa malu dengan mereka, sering saya telat bangun dan tidak sempat ikut shalat subuh berjamaah padahal shalat subuh berjamaah merupakan salah satu tolak ukur keimanan seseorang. Apakah ini pertanda keimanan mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar lebih kuat dari saya atau mungkin kita yang lebih memilih tidur dan mendengkur. Bahkan di satu saat, ada anak yang juga seusia dengan mereka setelah adzan selesai bergema dia berdiri untuk shalat sunnah sebelum subuh. Tubuh saya bergetar seketika itu, anak SD menyempatkan diri shalat dua rakaat sebelum salat fardu yang sebenarnya belum merupakan kewajiban mereka. Sementara kita?
Jauh ya bertolak belakang dengan keadan kita yang katanya remaja, dewasa dan juga yang katanya sudah bisa mandiri. Seberapa sering adzan subuh itu kita abaikan? Tahukah engkau sahabat mudaku, shlat subuh itu merupakan pembatas kita denga orang – orang munafik. Dan shalat subuh itu merupakan pengganti shalat sunnah semalam suntuk.

Dari cerita di atas kita sudah melihat salah satu contoh mendungnya para pemuda sekarang ini. Itu masih soal shalat subuh. Belum lagi dalam hal lain begitu banyaknya kita lari dari aturan – aturan Al – Qur’an dan Al – Hadist. Kita tidak indahkan lagi aturan agama yang begitu memuliakan kita, kini tinggalkan sunnah itu dan kita ganti dengan hal yang mengutamakan permintaan nafsu kita.
Malah anak muda sekarang terkesan aneh, ketika ada orng yang berusaha dan memakai aturan – aturan agama malah di cap kolot dan kampungan. Sebut saja ketika ada perempuan yang yang memakai jilbab panjang lebar dan sesuai syari’at akan dicap dengan kata kolot, sok alim ataupun istri teroris ini merupakan tuduhan yang tidak beralasan.
Kolot? Saya rasa agama inilah yang paling canggih dimuka bumi ini, jadi aturannya sudah pasti juga canggih. Pernah tidak kamu lihat cewek pake jilabab panjang lebar naik motor terus dikejar cowok – cowok iseng untuk menggodanya? Saya rasa tidak, tapi bagaimana dengan cewek yang berpakaian mini? Malahan sering ya kita lihat diuber – uber sama cowok – cowok iseng itu. Kenapa bisa demikian, itulah salah satu canggihnya aturan agama ini, jilbab yang kamu bilang kolot itu ternyata mampu membuat para cowok untuk diam ditempat dan tidak mengganggu para pemakainya.
Sok alim? Lalu kalau orang yang memakai pakaian yang mempertontonkan aurat itu disebut apa? Apakah ini yang dinamakn alim. Hello, atau disebut sok tidak ‘alim.
Istri teroris? Kayaknya kamu harus lebih banyak baca buku lagi deh, biar tahu mana itu yang disebut teroris. Apakah para aparat pemerintah yang melintasi orang – orang yang shalat dan menendang para jamaahnya itu tidak lebih layak disebut teroris.
Yakinlah, mereka hanya ingin melindungi diri mereka dari kutuk dan azab Allah dengan menjaga hijabnya.

Belum lagi para laki – laki yang sering ke masjid akan dapat cap yang aneh – aneh juga seperti kolot, sok alaim, karena ada maunya, biar dipuji dan sebagainya. Ini juga tuduhan yang tidak beralasan. Perlu kita ketahui bersama salah satu golongan orang – orang yang langsung mendapat perlindungan Allah di akhirat kelak adalah para pemuda yang menggantungkan hatinya di masjid (Hatinya selalu mengingat Allah dan terus – terus mengutamakan ibadah di rumah Allah)

Bukan hanya soal ibadah saja yang sudah mulai rusak pada diri generasi muda sekrang tapi juga moral. Perhatikan fakta dibawah ini yang diambil dari berbagai sumber :
Sebagian besar generasi muda saat ini sudah mengalami kerusakan moral bahkan sudah sampai pada titik nadir dan sangat menyedihkan, budaya – budaya keislaman sudah lagi tidak dijaga.
-    Tahun 2005 di salah satu kabupaten di Indonesia hanya dari Januari – Juli saja 62% dari total pernikahan adalah para remaja yang ternyata sudah hamil duluan (ini yang masih mau menikah lho, belum lagi para remaja yang menggugurkan kehamilannnya)
-    Dari tahun 2002 – 2005 saja dan hanya di satu kabupaten terdapat 59,22% mahasiswi yang hamil di luar nukah, 21,15% tidak terdata pendidikannya, remaja SMA 17,70%
-    Pada rentang 3tahun itu terdapat 1.751 kasus remaja hamil diluar nikah
Itu hanya di satu tempat dan kejadiannya 8-10 tahun yang lalu yang saat itu pergaulan remaja belum sebebas sekarang ini di mana dari kabar yang beredar anak – anak SMP pun sudah banyak yang tidak perawan, bagaiman ya kalau ini menimpa kita tau keluarga kita?

Perhatikanlah betapa rapuhnya aqidah yang kita “warisi” ini, karena kenyataannya kita mendapati akidah ini dikarenakan orangtua kita sudah ada di dalam aqidah ini. Para remaja sekarang sudah tidak tertarik lagi berbicara Ilmu Pengetahuan, sejarah, teknologi apalagi aqidah. Bagi mereka jauh lebih penting membicarakan ataupun menyibukkan diri dengan aktivitas yang kurang bermanfaat seperti band, PS, artis idola, cewek/ cowok dan sejenisnya. Belum lagi kalau terjadi acara agama bersamaan dengan acara maksiat, misalnya pengajian dan dangdutan. Aneh bin ajaib, meskipun diguyur hujan lebat para remaja tetap menonton acara dangdutan itu sementara pengajian hanya akan dihadiri oleh orang – orang yang rindu dengan Allah dan senantiasa mencari rido dan hidayah – Nya di mana jumlah remaja yang hadir tidak lebih dari 15 orang.

Tidak berguna tangisan orang tua menyaksikan perbuatan terkutuk anak – anaknya karena pada dasarnya iman itu tidak bisa diwarisi dari orangtua yang bertaqwa itulah kenapa meskipun orangruanya ustadz anaknya pemaksiat. Kita telah terbuai akan tipu dunia yang sementara, terbuai akan materi dan kemewahan nafsu. Tidak ingantkah kamu para sahabat rasul dan tabi’in itu mengokohkan imannya, Bilal yang dijemur diterik matahari tetap teguh pendiriannya dengan kata “Ahad” yaitu meng – Esakan Allah meskipun dia akan mendapat kemewahan jika ia mau berpaling dari kalimat itu.
Apakah nilai Tuhanmu lebih rendah dari rasa cintamu akan pacarmu? Ataukah nilai Rabb mu lebih murah dibanding kemewahan yang kau cari itu?

Tak jarang ketika kekasih hatimu menelpon kamu ditengah malam kamu tebangun dan meladeni dia, ketika ada tanding bola kamu cepat tidur agar kamu bisa bangun dengan cepat demi menyaksikan pertandingan bola itu. Sementara di sepertiga malam terakhir Allah turun kelangit bumi untuk mengampuni dosa para pemohon ampun, memberikan permintaan para pemohon tapi itu tidak kita hiraukan.

Saudaraku, marilah kembali pegang kuat milah islam ini. Tanamkan rasa rindu dan cintamu kepada – Nya melebihi apapun yang ada karena Dia memang tidak layak dibandingkan dengan suatu apapun. Pelajari kembali aturan – aturan yang sudah diwahyukan kepada Rasulullah lewat ayat – ayat Al – Qur’an. Berdiri dan bersujudlah disepertiga malam mohon ampunkan dosa atas segala kesalahan yang telah diperbuat, lepas semua ikatan – ikatan kemaksiatan yang saat ini masih kamu pakai.
Para aktivis dakwah, lihatlah kami imannya yang rapuh ini. Kenapa kalian enggan menoleh kepada kami. Apakah kami sudah sebegitu hina sehingga tidak layak lagi untuk kalian pandang? Apakah seperti ini dakwah yang diajarkan murabbi pertama Rasulullah? Peluk dan dekaplah kami, papah iman kami agar kembali tegak berdiri, terangi jalan kami yang gelap ini. Bagaimana kami akan bisa kembali berpegang teguh pada agama ini jika kalian enggan menoleh? Kami kini datang menemui kalin berharap kalian luangkan sedikit waktu untu kami.
Read More..

Tidak Ada Waktu Untuk Galau

Bismillaahirrohmaanirrohiim
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan maka tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain. Dan kepada Tuhanmu lah kamu berharap.” (QS : Al – Insyiroh 5 – 8)





Dari ayat itu dapat kita pahami sesungguhnya kita akan dihadapkan pada masalah dalam hidup ini, tapi meskipun demikian kita harus meyakini bahwa bersama dengan kesulitan (masalah) itu sendiri Allah sudah menyertakan kemudahan. Dalam hal ini yang memberikan garansi bukan manusia melainkan sang Khaliq yang Maha Kuasa.
Terkadang memang masalah yang kita hadapi itu dalam fikiran kita merupakan masalah yang sulit dan tidak bisa kita selesaikan sendiri, sebenarnya itu hanyalah persepsi logika dan fikiran kita saja yang tidak siap dengan kedatangan masalah itu. Bukankah Allah sudah menjaminkan bahwa tidak akan ada masalah yang kita hadapi di luar kemampuan kita, jadi semua terpulang pada diri kita sendiri bagaimana menilai masalah yamg kita hadapi. Dalam hal ini saya akan memberikan sedikit penalaran tentang ‘kenapa (terkadang) kita merasa masalah itu di luar batas kemampuan kita.
1.    Ketidak dekatan kita dengan Allah
Ini merupakan hal yang penting dalam pemecahan masalah, bukankah Allah itu perancang yang paling sempurna? Jadi yakinkan diri bahwa sebenarnya masalah itu diberikan kepada kita karena Allah sudah merancang yang lebih baik dalam hiduo kita. Ketika kita tidak lagi dekat dengan Allah maka akal fikiran yang penuh dengan bisikan sayton akan mempengaruhi pemikiran kita akan datangnya masalah itu.
Bukankah pemberi soluai terbaik juga Allah, jadi ketika masalah itu sudah menimpa kita ucapkan rasa syukur dan lapangkan hati dan terus tetap dekatkan diri dengan Allah. Tapi ketika sudah berfikir dan bekerja keras tapi kondisi yang kita hadapi tidak juga ada perubahan bersabarlah, toh sabar dan shalat merupakan kekuatan seorang muslim yang ditinggalkan rasulullah dan juga perintah Allah. Sesungguhnya dengan bersabar kita akan menjadi pribadi yang tangguh dan dengan shalat kita akan menjadi pribadi yang mapan dan tenang dalam bertindak. Jika memang kita sudah merasa tidak sanggup lagi dengan masalah yang kita hadapi maka kembalikan masalah itu kepada Allah dengan shalat tahajjud, bermunajadlah dengan sang Khaliq karena semua masalah adalah datang darinya jadi sudah barang tentu Allah juga punya penyelesaian yang paling baik dan tentu Allah juga tidak tidak akan mengecewakan hamba – Nya yang bertakwa kepada – Nya.
2.    Hati yang sudah mulai berkarat
Hati yang sudah berkarat sudah barang tentu bisikannya bukan lagi kebenaran dan tentu juga akan menyempitkan fikiran, nah kalau sudah begini ketika ada masalah yang emnimpa kita bukannya akan siap dengan kedatangan masalah itu tapi malah mengutuki keadaan dan ini sama sekali tidak akan membantu dalam menemukan solusi yang baik yang ada hanya akan memperkeruh suasana. Seprti kataa Hijjaz hati kalau sudah bersih pandangan – Nya akan menembus hijab, ini artinya kita akan menerima bisikan – bisikan hati nurani yang selalu benar dan akan menuntun kita untuk memperoleh jalan keluar terbaik.
Untuk mendapatkan bisikan – bisikan hati itu kita harus terlebih dahulu menyucikan hati kita. Maka dari itu marilah kita bersihkan hati kita mulai dari sekarang, mungkin selama ini kita sudah jarang sekali membaca ayat – ayat Allah yang merupakan pembersih jiwa dan hati.
3.    Konsep diri yang salah tentang masalah itu sendiri
Ini merupakan permasalahan yang menambah masalah, maksudnya konsep diri tentang masalah ini dapat mempengaruhi jalan fikiran kita. Biasanya ketika kita sedang menghadapi masalah kita sering berfikir bahwa dunia sudah berhenti atau kiamat. Hello, kiamat jauh lebih dahsyat dari masalah yang kita hadapi. Jadi, buang jauh – jauh konsep buruk tentang masalah karena itu sama sekali tidak akan berhasil dalam penyelesaian masalah itu karena sesungguhnya ketika kita mendapatkan masalah itu artinya kita sedang dalam ujian kedewasan dan kematangan hidup. Itu artinya kita akan menjadi manusia yang dapat hidup mandiri dan menempuh kesuksesan dalam hidup karena tidak satupun manusia langsung sukses tanpa adanya masalah dan ini juga merupakan ujian keimanan kita.
Kalau kita menyerah berarti kita tida beriman donk, kan dah dijelaskan Allah dalam Al – Qur’an kalau manusia itu akan di uji keimanannya.
Masih tentang ayat yang di atas, disitu kita disuruh ketika kita menyelesaikan suatu urusan maka bekerja keraslah untuk urusan yang lain. Coba deh kita fikirkan, kalau selesai dari satu urusan kita disuruh untuk bekerja lebih keras untuk urusan yang lain bukankah ini maksudnya kita akan selalu berhadapan dengan urusan yang semakin hari semakin sulit, ini semua merupakan ketentuan Allah bagi hamba – Nya untuk menseleksi mana hamba yang benar – benar beriman dan teruji kesabarannya, bukankah Allah itu bersama orang – orang yang bersabar dan bertakwa?
Dan dari ayat terakhir dijelaskan inti dari semua itu adalah kembali kepada Allah, berharap hanya kepada Allah karena Allah lah yang akan menentukan takdir kita. Yakilah bahwa Allah merupakan tempat pengharapan
Read More..

“to omoimasu”, “to iimashita”, “deshou/kamo shiremasen”


Omoimasu ; おもいます; 思います ; Omou     ; おもう ; 思う ; Omotte ; おもって ; 思って ; Mengira, berfikir, berpendapat
Paatii ; パ―チ― ; Pesta
Minasan ; みなさん ; 皆さん ; Saudara-saudara sekalian
Kanai ; かない ; 家内 ; Istri saya
Hijouni ; ひじょうに ; 非常に ; Sangat sekali, paling
Sonnani (….masen) ; そんなに(。。ません) ; Tidak begitu
Tabun ; たぶん ; 多分 ; Barangkali
Kitto ; きっと ; Tentu
Itadakimasu ; いただきます ; (kata yg diucapkan pada waktu mulai makan)
Gochisousama     ; ごちそうさま ; (kata yg diucapkan pada waktu selesaimakan)
Nihon ni tsuite     ; にほんについて ; 日本について ; Mengenai,tentang Jepang
Mono ; もの ; 物 ; Barang
Seihin ; せいひん ; 製品 ; Barang jadi, hasil
Tokuni     ; とくに ; 特に ; Terutama sekali, khususnya
Zutto ;     ずっと ; Jauh lebih …..
Shikashi ; しかし ; Tetapi
Keredomo ; けれども ; Tetapi, akan tetapi
Kanjuku ; かんじゅく ; 完熟 ; Buah matang di pohon

Bunkei ; ぶんけい ; 文型 ; susunan kalimat
Ashita Nihon-go no shiken ga aru to omoimasu ; 明日日本語の試験があると思います ; Saya mengira besok ada ujian bahasa Jepang
Sensei wa “Jimusho e kite kudasai” to iimashita ; 先生は“事務所へ来て下さい”と言いました ; Guru berkata, “Silahkan datang ke kantor”
Ashita wa ame deshou (…ame kamo shiremasen) ; 明日は雨でしょう(。。雨かもしれません) ; Besok besar kemungkinannya akan hujan (barangkali hujan)
Lee-san wa ashita kuru deshou (…kuru kamo shirimasen) ; リイさんは明日来るでしょう
(。。来るかもしれません) ; Besok kemungkinan Tuan Lee akan datang

Kaiwa ; かいわ ; 会話 ; percakapan
a-Nihon ni tsuite dou omoimasu ka ; 日本についてどう思いますか ; Bagaimanakah pendapat anda tentang Jepang?
b-Sou desu ne. Kireina kuni da to omoimasu ga, mada yoku wakarimasen ; そうですね。綺麗な国だと思いますが、まだ良く分かりません ; Oh ya. Saya berpendapat negerinya indah, tetapi saya belum begitu mengerti
a-Tanom-san wa ”Nihon wa mono ga takai” to iimashita ; タノムさんは“日本は物が高い”と言いました ; Tuan Tanom berkata, ”Barang-barang Jepang harganya mahal”
b-Watashi mo sou omoimasu ; 私もそう思います ; Sayapun berpikir begitu
a-Tokuni, tabemono ga takai deshou ; 特に、食べ物が高いでしょう ; Terutama, makananlah yang mahal, kan?
b-Sou desu ne. Shikashi, denki-seihin wa watashi no kuni yori zutto yasui desu ; そうですね。しかし、電気製品は私の国よりずっと安いです ; Ya. Tetapi barang-barang listrik jauh lebih murah daripada di negeri saya
a-Jaa, katte kaerimasu ka ; じゃあ、買って帰りますか ; Kalau begitu, kita beli untuk dibawa pulang ?
b-Ee, sou shitai desu ; ええ、そうしたいです ; Ya, saya ingin begitu

Reibun ; れいぶん ; 例文 ; contoh kalimat
Nihon-jin o dou omoimasu ka ; 日本人をどう思いますか ; Bagaimana pendapat anda tentang orang Jepang ?
Shinstsu da to omoimasu ; 親切だと思います ; Saya pikir ramah-ramah
Amari shinsetsu dewa nai to omoimasu ; 余り親切ではないと思います ; Saya pikir tidak begitu ramah
Kono shiken wa dou desu ka ; この試験はどうですか ; Bagaimana dengan ujian ini ?
Muzukashii to omoimasu ; 難しいと思います ; Menurut saya susah
Amari muzukashikunai to omoimasu ; 余り難しくないと思います ; Saya kira tidak begitu susah
Kesa no shiken wa dou deshita ka ; 今朝の試験はどうでしたか ; Bagaimana dengan ujian tadi pagi
Hijouni muzukashikatta to omoimasu ; 非常に難しかったと思います ; Menurut saya susah sekali
Sonnani muzukashikunakatta to omoimasu ; そんなに難しくなかったと思います ; Saya pikir tidak begitu susah
Tanom-san wa ashita kimasu ka ; タノムさんは明日来ますか ; Apakah Tuan Tanom besok akan datang
Hai, kuru to omoimasu ; はい、来ると思います ; Ya, saya kira akan datang
Iie, konai to omoimasu ; いいえ、来ないと思います ; Tidak, menurut saya tidak datang
Kinou paatii ga arimashita ka ; 昨日パーチーがありましたか ; Apakah kemarin ada pesta ?
Hai, atta to omoimasu ; はい、あったと思います ; Ya, saya kira ada
Iie, nakatta to omoimasu ; いいえ、なかったと思います ; Tidak, saya kira tidak ada
Sensei wa nan to iimashita ka ; 先生は何と言いましたか ; Guru telah mengataka apa ?
“Kaete mo, ii” to iimashita ; “かえても、いい”と言いました ; Guru berkata ”boleh pulang”
Ano hito wa Nihon-go o hanasu koto ga dekimasu ka ; あの人は日本語を話すことができますか ; Apakah orang itu bisa berbahasa Jepang ?
Tabun, dekiru deshou ; 多分、できるでしょう ; Kemungkinan bisa
Nihon-go wa omoshiroi deshou ; 日本語は面白いでしょう ; Bahasa Jepang itu menarik, kan ?
Ee, omoshiroi desu ; ええ、面白いです ; Ya, menarik

Renshuu A ; れんしゅうA ; 練習A ; latihan A
Ali-san wa uchi ni iru to omoimasu ; アリさんは家にいると思います ; Saya pikir Tuan Ali ada di rumah
Ali-san wa o-kane ga nai to omoimasu ; アリさんはお金がないと思います ; Saya pikir Tuan Ali tidak punya uang
Ali-san wa Toukyou e itta to omoimasu ; アリさんは東京へ行ったと思います ; Saya pikir Tuan Ali telah pergi ke Tokyo
Ali-san wa koko e konakatta to omoimasu ; アリさんはここへ来なかったと思います ; Saya pikir Tuan Ali tidak datang kesini
Ali-san wa atama ga ii to omoimasu ; アリさんは頭がいいと思います ;     Saya pikir Tuan Ali pintar
Ali-san wa amari omokunai to omoimasu ; アリさんは余り重くないと思います ; Saya pikir Tuan Ali tidak begitu berat
Ali-san wa kenshuusei da to omoimasu ; アリさんは研修生だと思います ; Saya pikir Tuan Ali adalah seorang trainee
Ali-san wa Tai-jin dewa nai to omoimasu ; アリさんはタイ人ではないと思います ; Saya pikir Tuan Ali bukan orang Thailand
Ali-san wa uta ga jouzu da to omoimasu ; アリさんは歌が上手だと思います ; Saya pikir Tuan Ali pandai menyanyi
Ali-san wa genki dewa nai to omoimasu ; アリさんは元気ではないと思います ; Saya pikir Tuan Ali tidak sehat

Tanom-san wa “kyoushitsu e ikimashou” to iimashita ; タノムさんは“教室へ行きましょう”と
言いました ; Tuan Tanom berkata, “Mari kita pergi ke kelas”
Tanom-san wa ”ohayou gozaimasu” to iimashita ; タノムさんは“おはようございます“と
言いました ; Tuan Tanom berkata, “Selamat pagi”
Rao-san wa “ashita shiken ga aru” to iimashita ; ラオさんは“明日試験がある”と言いました ; Tuan Rao berkata, “Besok ada ujian”
Rao-san wa ”Toukyou e ikanai” to iimashita ; ラオさんは“東京へ行かない”と言いました ; Tuan Rao berkata, “Tidak pergi ke Tokyo”
Rao-san wa ”kono hon wa taihen omoshiroi” to iimashita ; ラオさんは“この本は大変面白い”と言いました ; Tuan Rao bergata, “Buku ini sangat menarik”
Rao-san wa ”kono ryouri wa oishikunai” to iimashita ; ラオさんは“この料理は美味しくない”と
言いました ; Tuan Rao berkata, “Masakan ini tidak enak”
Rao-san wa ”ashita yasumi da” to iimashita ; ラオさんは“明日休みだ”と言いました ; Tuan Rao berkata, “Besok libur”
Read More..